8 Manifestasi Guru Padmasambhava
Padmasambhava (Guru Rinpoche) disebut juga sebagai Padmaguru dan Sagarasambhavavajra (Haisheng Jingang ~ Vajra Guru yang Terlahir dari Samudera). Sakyamuni Buddha pernah meramalkan bahwa kelak Sang Guru ini akan membabarkan Dharma ke Tibet.
Di Uddiyana, putera Raja Indrabhuti mati muda, terjadi bencana kelaparan dan berbagai macam petaka. Avalokitesvara Bodhisattva berbelas kasihan dan memohon kepada Amitabha Buddha untuk menolong mereka, maka Amitabha Buddha memancarkan sinar dari lidah ke arah Samudera Danakosha , kemudian munculah sekuntum teratai besar dan diatasnya berdiri seorang kumara yang agung. Kumara tersebut dibawa ke istana oleh Raja Indrabhuti dan dibesarkan seperti puteranya sendiri, oleh karena fenomena yang istimewa mengiringi kelahirannya, maka Kumara tersebut dinamakan Padmasambhava.
Setelah Beliau beranjak dewasa, Beliau memahami menganai anitya dan dukha, maka demi mengajarkan Buddha Dharma kepada para insan supaya terlepas dari dukkha , Beliau melepaskan kedudukan Raja.
Dalam masa pembabaran Dharma Nya, oleh karena nidana yang istimewa, Padmaguru menerima gelar sebagai bukti realisasi Nya dalam Buddha Dharma.
Sagarasambhavavajra adalah Padmaguru sebagai Mahaguru manifestasi dari Sakyamuni Buddha, tangan kanan membawa vajra, sebagai simbol sunyata yang kokoh tak berubah. Tangan kiri membawa kapala dan mengapit Khatvanga Trisula, ada dua Vidyarajni mengiringi dan Delapan manifestasi mengelilingi, semua ini merupakan simbol untuk membantu para sadhaka menyadari Sifat Sejati.
(Lian Hua Wu Jin Jin Gang Zong Chi ~ Guru Uddiyana Vajradhara ~ Guru Orgyen Dorjechang)
Demi lebih pemahaman terhadap Buddha Dharma yang lebih mendalam, Padmasambhava memutuskan untuk belajar ke Tanah Suci Samanthabadra Tathagata yang terletak di Surga Akanistha. Samanthabadra Tathagata merupakan sumber dari semua Dharma Buddha. Di Surga Akanistha, Padmasambhava menguasai semua kiat Mahayogatantra, memasuki Samadhi dan merealisasikan semua suara menjadi suara mantra. Samanthabadra Tathagata mengajarkan kepada Padmasambhava bagaimana menyatu dengan Pancadhyani Buddha dan memberikan vyakarana sebagai Guru Uddiyana Vajradhara (Vajradhara dari Uddiyana) , bertubuh biru, memeluk Vidyarajni Putih, tangan kanan membawa Vajra dan tangan kiri membawa gantha. Sedangkan Vidyarajni membawa kapala.
Padmasambhava telah merealisasikan keberhasilan Tathagata bhumi 18 , maka disebut juga sebagai Samanthabadra Tathagata.
(Lian Hua Sheng Bei Ma Sang Ba Wa~ Padmasambhava ~ Pemasambhava)
Padmaguru memakai jubah lapis tiga seperti Buddha, dengan nama keagungan Guru Padmasambhava, yaitu Guru yang merupakan kumpulan semua pengetahuan dalam satu tubuh, memakai jubah biksu dan jubah tantra, mengenakan mahkota merah. Tangan kanan membawa kapala yang berisi penuh dengan amrta, tangan kiri membentuk mudra memberi ajaran, duduk setengah bersila.
(Lian Hua Wang Shang Shi ~ Guru Padma Raja ~ Guru Pema Gyalpo)
Padmaguru mengenakan jubah biru yang menyimbulkan manifestasi yang ke 3 sebagai Padmaraja (Pema Gyalpo). Padmaraja yang memimpin Triloka Tiga Masa (lampau, sekarang dan yang akan datang). Memakai jubah kebesaran Raja dan segala perhiasan serta atributnya. Tangan kanan membawa damaru dari tengkorak, tangan kiri membawa cermin mestika, dengan posisi duduk seorang Raja.
Dalam sejarah Tibet dikatakan :
Saat Kumara Padmaguru tiba di Uddiyana, dengan seketika bencana kelaparan terhenti dan negara kembali makmur. Oleh karena kondisi negara yang semakin membaik, maka Raja Indrabhuti berpikir untuk menikahkan Padmasambhava dengan istri yang sempurna, yaitu Puteri Bhasadhara. Sejak saat itu Padmaguru memperoleh gelar sebagai Padmaraja.
Namun tak berapa lama, Beliau mulai berpikir bila menjadi seorang Raja , maka tidak akan sanggup terbebas dari tumimbal lahir dan menyia-nyiakan kesempatan untuk memberikan manfaat bagi para insan, sehingga Beliau memutuskan untuk meninggalkan istana .
Namun ayahnda Baginda Raja tidak memberikan ijin. Maka dalam satu hari itu Beliau menciptakan lalita tandava (Tarian permainan kosmik) , dengan ilusi membunuh anak menteri mara yang selalu berbuat onar dan sudah pasti akan terjerumus dalam alam rendah, dan menyeberangkan kesadarannya ke alam Surga Akanistha. Oleh karena itulah atas dasar hukum saat itu, membunuh maka harus diasingkan, maka Padmasambhava pun dapat memperoleh kebebasan dalam menekuni Dharma di pengasingan Nya.
(Shi Jia Shi Zi ~ Sakyasimha ~ Sakya Senge)
Guru Sakyasimha adalah salah satu manifestasi Padmasambhava yang dalam bahasa Tibet disebut Sakya Senghe. Terbentuk usnisa di kepala, berjubah Dharmakaya, memiliki 32 tanda Devatimsamahapurissalaksana, tangan kanan membawa vajra dengan mudra memberi , tangan kiri membawa patra. Duduk dengan sikap Vajrasana.
Menurut catatan sejarah Tibet :
Padmasambhava menuju ke Benggala menerima upasamapada dari Guru Baerbahadi, dengan nama Sakyasimha, menerima delapan bagian tantra dari Delapan Resi Mantra Agung, menerima Mahamayatantra dari Guru Fomilun, dari Srisingha menerima ajaran sutra esoterik dan eksoterik dengan Mahaparipurna sebagai yang utama.
Ada lagi dua peristiwa, yaitu :
1. Dari Arya Ananda menerima Empat macam Dharmacakra, caturaryasatyani , paticcasamupada dan lain sebagainya, barulah kemudian memperoleh keberhasilan rupa Sakyasimha.
2. Dari kitab yang lain disebutkan bahwa setelah Padmaguru melepaskan rupa rakshasa, Beliau memperoleh Kumpulan Kiat Sifat Sejati dan Yogatantra dari Biksu Balabahasidi , setelah memperolehnya, didalam kondisi belum memasuki samadhi, Beliau memperoleh pengelihatan 37 yidam Yogatantra, oleh karena itulah disebut sebagai Sakyasimha.
(Ri Guang Shang Shi ~ Guru Surya Rasmi ~ Guru Nyima Ozer)
Padmasambhava membina diri di pekuburan, kulit sebagai jubah Nya, bekas persembahan yang ditinggalkan di kuburan sebagai makanan Nya, yogi tantrik ini dengan cepat mencapai kemajuan, bahkan menaklukan berbagai dakini supaya menjadi Pelindung Buddha Dharma. Padmasambhava di areal pekuburan menampilkan rupa raksasa yang menakutkan, tubuh berbalut kulit mayat, tangan membawa sebuah busur dan lima anak panah.
Kemudian Padmasambhava menuju ke areal penumpukan mayat yang ditengahnya terdapat Stupa Ratna Pota, disitulah Padmasambhava membabarkan Dharma kepada para dakini selama lima tahun dan dijuluki sebagai Guru Surya Rasmi (Guru Cahaya Keemasan Matahari), tangan kanan Nya membawa trisula Khatvanga, tangan kiri memancarkan cahaya matahari, senantiasa muncul dalam rupa seorang Mahasiddha bertubuh kurus.
(Ai Hui Shang Shi ~ Guru Loden Chogse)
Di pinggang Padmaguru terdapat sabuk mustika vajra merupakan manifestasi keenam dari Yang Arya dengan julukan Guru Loden Chogse, tangan kanan membawa damaru kapala dua sisi, tangan kiri membawa mangkuk kapala, duduk dalam posisi raja.
Menurut catatan sejarah :
Dari Guru Sri Simha, Padmaguru menerima ajaran esoterik dan eksotrik dengan Mahaparipurnatantra sebagai yang utama. Melakukan perjalanan menuju Benggala dan Udiyanna, menyelamatkan yang berjodoh untuk bersarana kepada Triratna, orang memanggil Nya "Padmaraja."
(Fen Nu Jin Gang ~ Vajra Krodha ~ Dorje Drollo)
Rupa Padmaguru dengan mimik krodha merupakan manifestasi yang ketujuh, dengan gelar "Vajra Krodha"
Fennu Jingangshangshi atau Guru Dorje Drolo merupakan manifestasi krodha dari Padmaguru, satu kepala dua lengan, mengenakan jubah merah kecoklatan, tubuh bagian bawah mengenakan jubah tarian, tangan kanan membawa vajra, tangan kiri membawa vajraphurba, menunggangi induk macan, berdiam dalam api kebijaksanaan.
Guru Dorje Drollo mempunyai kemampuan menyingkirkan penyakit dari keempat unsur, mengubah lima racun menjadi lima kebijaksanaan, menaklukan mara kematian, mara dewaputra, mara kerisauan, setan Mahabala dan lain sebagainya, terlebih adalah menaklukan makhluk yang tidak percaya dan selalu merintangi Buddha Dharma.
Dalam kitab tercatat lokasi manifestasi ini di areal pekuburan Rangkazhe, di sebuah tempat dekat Bhutan, dimana terdapat banyak dewa dan setan serta orang - orang yang suka merintangi dan merusak Dharma.
(Shi Zi Hou Sheng ~ Simhahanada ~ Senge Dradog)
Padmaguru yang mengenakan kulit macan sebagai gaun ini merupakan manifestasi kedelapan, dengan gelar : Guru Simhanada (Shizihousheng) atau Senge Dradog.
Dalam catatan sejarah disebutkan : Di Vajrasana ada lima ratus kaum sesat yang menentang Buddha Dharma, Padmaguru berdebat dan memperoleh kemenangan, namun mereka semua membalasnya dengan mantra dan doa doa jahat penuh kelicikan. Saat itu Dakini mewariskan mantra yang sangat keras, Padmaguru dengan menggunakan mantra ini membalikkan semua kutukan dari kaum sesat, saat mantra dijapakan tiba-tiba suara halilintar bergemuruh, kaum sesat termusnahkan semua oleh api, yang tersisa bersarana pada Triratna, sehingga di tanah itu didirikan Panji Dharma, oleh karena itulah Beliau dinamakan Simhanada. Merupakan manifestasi krodha dari Padmaguru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar