Selasa, 03 September 2013

Bertobat Atas Karma Masa Lampau Segera Menghentikan Sifat Dan Kebiasaan

 

 

Bertobat Atas Karma Masa Lampau Segera Menghentikan Sifat Dan Kebiasaan

 

(Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng Pada Penutupan Pertobatan Kaisar Liang Tanggal 12 November 2010 di Taiwan Lei Tsang Temple)

Sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye! Sembah sujud pada seluruh yidam Pertobatan Kaisar Liang! Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, ada lagi umat se-Dharma di internet, selamat siang semuanya!

Tadi malam saya baru kembali dari Taitung. Saya pergi ke Taitung karena Acarya Lianying dari Miaoxing Leizang Si membeli sebidang lahan di Taitung untuk membangun Sanhe Leizang Si, saya pergi ke sana untuk meletakkan batu pertama. Hari ini adalah Hari Jumat, besok Hari Sabtu, lusa Hari Minggu, Hari Sabtu ada lagi Homa Buddha Sakyamuni, selan itu, ketua Lei Tsang Temple berkata pada saya, besok juga mau melakukan Ulka Mukha, homa dan Ulka Mukha, Buddha Sakyamuni dijadikan adinata, dengan kata lain, segala pertobatan berjalan sempurna dan sukses.

Sebenarnya, banyak kelompok Agama Buddha melakukan pertobatan, ada pertobatan air, pertobatan Kaisar Liang, ada lagi pertobatan Satya Buddha, beragam sadhana pertobatan, cara pertobatan sangat banyak. Di dalam Tantra ada sebuah sadhana pertobatan yang sangat istimewa, itulah Vajrasattva, sadhana pertobatan Sataksara Vajracitta sangat luar biasa, Tantra biasanya menggunakan sadhana pertobatan Sataksara Vajrasattva untuk melakukan pertobatan.

Orang yang bertobat pertama-tama mesti visualisasi wujud Vajrasattva, boleh duduk di atas teratai berkelopak seribu, ada cakra candra, di tengah cakra candra ada aksara HUM biru, dari aksara HUM muncul Vajrasattva. Kita semua tahu wujud Vajrasattva, satu tangan-Nya memegang Vajra Gantha, satu tangan-Nya memegang Vajra Dorje, satu tangan Gantha satu tangan Dorje, duduk di atas teratai berkelopak seribu. Saat kita visualisasi, visualisasi Vajrasattva menetap di atas kepala kita, akar teratai-Nya menancap di puncak nadi tengah kita, titik kita membuka ubun-ubun tersebut, lubang tersebut, akar teratai ini menancap di atas nadi tengah.

Saat ini, japalah mantra Sataksara, japa sampai terakhir, visualisasi amrta dari akar teratai masuk ke dalam tubuh kita, dari cakra ubun-ubun ke cakra kening, ke cakra tenggorokan, ke cakra hati, ke cakra pusar, ke cakra kemaluan, amrta yang sangat transparan dan murni yang dijelmakan oleh Vajrasattva, memenuhi seluruh tubuh kita, rintangan karma serta sifat dan kebiasaan selama turun-temurun, keluar dari pori-pori, keluar dari setiap lubang, bahkan seluruh asap hitam terbang keluar dari pori-pori kita, seluruh rintangan karma serta sifat dan kebiasaan kita menjadi serangga, merayap keluar dari pori-pori kita.

Semua kotoran, rintangan karma, serta sifat dan kebiasaan, dari tempat kita duduk, tanah retak dan terbuka, air hitam terus mengalir ke dalam, di bawah tanah ada banyak Raja Yama, atau penagih utang kita, semua di bawah tanah, air hitam kita itu akan berubah menjadi sandang, pangan, papan, dan barang berharga yang mereka butuhkan, setelah mereka mengambil barang-barang tersebut, saat ini, visualisasi tanah menyatu lagi dan kembali normal.

Rintangan karma serta seluruh sifat dan kebiasaan kita, keluar dari pori-pori kita, dari cakra kemaluan kita, dari setiap lubang kita, ada asap hitam, air hitam, berbagai macam serangga, ini artinya rintangan karma serta sifat dan kebiasaan kita dikeluarkan dari tubuh kita, sehingga tubuh kita pun berubah menjadi bersih dan terang. Selanjutnya adalah visualisasi kita dan Vajrasattva bisa menyatu dengan erat, kita berubah menjadi Vajrasattva. Ini adalah pertobatan Sataksara Vajrasattva, demikianlah pertobatan Sataksara Vajrasattva dalam Tantra.

Pertobatan Kaisar Liang Mahayana berbeda, setelah mengundang para yidam Pertobatan Kaisar Liang, semua orang memanjatkan Sutra sambil namaskara, memanjatkan Sutra, namaskara, taruh di hati, semua yang tidak baik, mulai sekarang dihentikan dan diperbaiki, "chan" artinya memperbaiki, "hui" artinya tidak melakukan lagi. Pertobatan Mahayana, pertobatan Tantra, sama-sama adalah pertobatan, tujuannya sama, agar rintangan karma dan kebiasaan buruk selama turun-temurun bisa dihentikan dan disingkirkan.

Ada sebagian orang menganggap "dalam kehidupan sekarang saya tidak berbuat salah", namun Anda sama sekali tidak tahu kejahatan apa yang pernah Anda perbuat selama banyak kehidupan lampau, semua harus bertobat, ini disebut rintangan karma turun-temurun, ada lagi kebiasaan buruk turun-temurun, kebiasaan buruk turunan, semua harus bertobat. Pertobatan ini berarti, setelah Anda bersih, Anda baru bisa menjadi seorang umat Buddha; Anda tidak bertobat, Anda sepenuhnya adalah sebuah mangkuk kotor, alat Dharma ini kotor, arus Dharma yang bersih mengabhiseka diri Anda, Anda dan kotornya alat Dharma Anda menimbulkan efek kimia, arus Dharma yang bersih ini juga akan menjadi kotor. Setelah Anda bertobat, Anda pun menjadi alat Dharma yang bersih, Anda pun bisa menerima arus Dharma yang bersih, inilah manfaat yang paling utama kita bertobat, agar kita semua dari alat Dharma yang kotor menjadi alat Dharma yang bersih, inilah tujuan bertobat.

Manusia hidup di dunia ini, semua orang punya sifat dan kebiasaan. Siang ini saya cerita mengenai sifat dan kebiasaan pada umat Malaysia; sebenarnya pengarang Catatan Perjalanan ke Barat sangat memahami Agama Buddha, tokoh yang ia ciptakan memiliki sifat dan kebiasaan, Zhubajie melambangkan "keserakahan"; Sunwukong melambangkan "kemarahan", yaitu mudah naik darah; Shawujing agak bego, melambangkan "kebodohan", ketiga murid melambangkan keserakahan-kemarahan-kebodohan. Ada lagi seekor kuda putih, kuda pikiran. Tangsanzang melambangkan apa? Melambangkan ketidakmampuan, ia tidak bisa apa-apa, ketiga muridnya adalah manifestasi dari hatinya, yakni pikiran bergolak seperti kuda dan kera, serakah-marah-bodoh, pikiran bergolak seperti kuda dan kera, semua berkumpul pada diri Tangsanzang, Beliau juga melambangkan ketidakmampuan. Ia pergi ke Barat untuk mengambil kitab suci, setiap kali bertemu siluman, pertama yang ia lakukan adalah menangis, duduk di lantai dan menangis, apapun tidak bisa, semua mengandalkan ketiga muridnya, mengandalkan kudanya untuk membantunya. Seluruh Catatan Perjalanan ke Barat ini, semua sifat dan kebiasaan manusia -- keserakahan, kemarahan, kebodohan, kesombongan, semua ada di dalam, Tangsanzang paling bisa curiga, sebentar curiga pada Sunwukong! Sebentar curiga pada siapa, ia paling bisa curiga, ia juga melambangkan kecurigaan, tidak mampu, dan mudah curiga, inilah tokoh yang diciptakan Catatan Perjalanan ke Barat, semua harus bertobat.

Saya pribadi punya sifat dan kebiasaan yang tidak baik, Mahaguru bukan orang suci, juga punya sifat dan kebiasaan, jadi Mahaguru juga sedang menekuni sadhana pertobatan, juga sama-sama sedang bertobat, selama itu manusia, pasti punya sifat dan kebiasaan, banyak gen turunan, semua bisa berbuat salah, bukan berarti tidak ada orang suci, masih ada, namun, orang suci sangat sedikit, orang awam sangat banyak.

Di sini ada sebuah JOKE, ada seekor zebra jatuh cinta pada rusa kecil, alhasil rusa kecil menolak cinta zebra, mengapa? Karena rusa kecil berkata pada zebra, "Ibu saya mengatakan orang yang bertato adalah pemuda tidak baik." Lihatlah! Pemuda tidak baik, tentu saja sifat dan kebiasaannya tidak baik, tidak hanya pemuda tidak baik, ada lagi orang tua tidak baik, kita lihat saja berita di televisi, juga banyak orang tua tidak baik, sekarang tidak hanya pemuda tidak baik, orang setengah baya tidak baik, orang tua tidak baik, semua ada.

Ada lagi sebuah cerita lucu tentang rusa kecil, panda juga jatuh cinta pada rusa kecil, rusa kecil juga menolak lamaran panda, rusa kecil berkata pada panda, "Ibu saya berkata, setiap hari pakai kacamata hitam, pasti berniat jahat." Anda lihat orang yang berkacamata hitam, ia bisa melihat orang lain, orang lain tidak bisa melihat matanya, ia mengenakan kacamata gelap, ia bisa mengintip orang lain, orang lain tidak tahu ia diintip, orang ini berniat jahat. Setiap hari berkacamata hitam, panda pun ditolak oleh rusa kecil.

Ada lagi satu cerita lucu tentang hewan, ada seekor merak jatuh cinta pada seekor ayam, namun, ibu merak melarang merak mencintai ayam, merak pun berkata pada ayam, "Ibu saya melarang saya mencintaimu, karena wanita yang dipanggil ayam, pasti bukan wanita yang baik." Jadi, merak pun tidak boleh jatuh cinta pada ayam.

Baiklah, cerita lagi tentang labah-labah, labah-labah jatuh cinta pada rusa kecil, ini cukup merepotkan, rusa kecil pun menolak cinta labah-labah. Rusa kecil pun berkata pada labah-labah, ibu saya berkata, "Setiap hari menatap jaringan di internet, pasti tidak berguna." Labah-labah tiap hari di jaringan, ayam tentu saja tidak baik, panda setiap hari berkacamata hitam, seluruh tubuh zebra penuh tato.

Sebenarnya, maksud saya menceritakan ini adalah, manusia punya banyak sifat dan kebiasaan. Sabtu lalu dikatakan, bahwa membunuh, mencuri, berzinah, berdusta, mabuk-mabukan, makan, minum, main perempuan, narkoba, judi. Satu narkoba, satu lagi judi, narkoba sulit diubah, jangan sekali-kali sentuh, judi sangat sulit diubah, juga jangan sentuh, yang satu lebih berat dari satunya lagi, makan tidak termasuk apa-apa! Namun, jika Anda sungguh terlalu rakus, Anda akan berubah menjadi babi. Sebenarnya babi banyak gunanya, memberikan kontribusi yang sangat besar untuk umat manusia, kulit babi bisa dijadikan sepatu kulit, bulu babi bisa dijadikan sikat, kuping babi bisa dimakan, Anda lihat daging Dongpo sangat enak, ada lagi daging kukus, ada lagi daging sayur mei ala Hakka, semua sangat enak, daging babi bisa dimakan, tulang babi bisa dimasak sup, seluruh tubuh pun berguna, bahkan "babi" pun bisa untuk memaki orang.

Anda makan berlebihan, makan kelewatan, ini juga semacam sifat dan kebiasaan, juga tidak baik, mudah menyebabkan penyakit. Makan juga semacam sifat dan kebiasaan, harus dikendalikan; bagaimana dengan minum, Anda lihat minum arak itu sendiri adalah semacam dosa, membunuh-mencuri-berzinah-berdusta-mabuk-mabukan, mabuk-mabukan tergolong dosa paling ringan dalam Pancasila; namun mabuk-mabukan bisa mempengaruhi keempat sila di depan, bisa memutuskan naluri alamiah, mabuk-mabukan adalah media dari membunuh, mencuri, berzinah, dan berdusta, itu tidak boleh ada, minum lebih berat, main perempuan lebih berat lagi, jadi harus berpantang.
Yang lebih dalam lagi adalah narkoba, yang paling dalam adalah judi, ludes harta seluruh keluarga, keluarga berantakan. Judi adalah suatu ketagihan yang paling serius, narkoba juga suatu ketagihan yang sangat serius, kita jangan meremehkan ini, kelima sila dari "membunuh, mencuri, berzinah, berdusta, mabuk-mabukan", kita sadhaka sudah harus berpantang; "makan, minum, main perempuan, narkoba, judi", itu juga sifat dan kebiasaan manusia, juga harus berpantang. Selain itu, ada lagi materi, seks, popularitas, makan, tidur, juga adalah sifat dan kebiasaan, terlalu serakah materi, serakah popularitas, persaingan posisi ingin menjadi pejabat tinggi, seks-popularitas-makan-tidur, semua ini berhubungan dengan sifat dan kebiasaan, jika terlalu serakah tidak baik. Kita umat Buddha, atau upasaka/sika, Anda boleh menghendakinya, tidak seharusnya menjadi milik Anda, Anda jangan memaksa. Jadi, kita umat Buddha mengatakan satu adalah menuruti, yakni menuruti alam, jangan memaksa; satu lagi adalah bebas leluasa, bebas leluasa adalah Anda bisa berada di dunia yang bersih, dengan bebas leluasa menyeberangkan insan, bebas leluasa menjalani hidup Anda yang indah, ini sangat penting.

Jadi, tujuan utama kita bertobat hari ini adalah bertobat atas rintangan karma kita sendiri selama turun menurun, serta sifat dan kebiasaan Anda sendiri. Sifat dan kebiasaan tidak baik harus segera dihentikan, inilah arti pertobatan.

Hari ini terima kasih sekali kepada hadirin yang datang ke sini pada Hari Jumat, karena Hari Jumat bukan hari libur, Hari Jumat bisa ada orang sebanyak ini bertobat bersama, sudah sangat baik, nanti kita akan melakukan abhiseka, abhiseka ini adalah abhiseka sempurna; setelah Anda bersih, kemudian memberikan Anda abhiseka mujur dan sesuai harapan, inilah sempurna. Melakukan abhiseka sempurna, harus pegang 108 butir japamala, 108 butir japamala ini melambangkan sebuah lingkaran, sebuah aksara "sempurna" di dalamnya, 108 butir japamala melambangkan sempurna. Ketika kita japa mantra adalah mantra Bodhisattva Sahasrabhujanetra Avalokitesvara, Sahasrabhujanetra juga melambangkan 1000 tangan 1000 mata, segalanya sempurna, memberikan abhiseka ini, boleh bentuk mudra Bodhisattva Sahasrabhujanetra Avalokitesvara. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar: