Perbedaan Antara Samadhi, Mimpi, dan Meninggal Dunia
(Ceramah Mahaguru pada Upacara Homa Yaochi Jinmu di Rainbow Villa tanggal 12 Agustus 2007)
Sembah sujud kepada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, dan Guru Thubten Dhargye. Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, para umat se-Dharma, salam sejahtera semuanya. (Hadirin tepuk tangan)
Hari ini adalah Homa Yaochi Jinmu, seperti biasanya Mahaguru tulus melakukan puja api. Anda semua tahu bahwa yang terpenting dalam menjalankan homa adalah ketulusan. Api, sadhaka, dan adinata (Yaochi Jinmu) dilebur menjadi satu. Saat itulah, ketiga kekuatan dari Guru, Adinata, dan Dewa Agni dijumlahkan, lewat kekuatan samadhi yang dihasilkan dari konsentrasi dan ketulusan, selanjutnya memohon, harapan sadhaka untuk membebaskan para insan di akhirat, memberikan persembahan guna memperoleh sukacita dari Dharmapala, sehingga sadhaka pun bisa melakukan tolak bala-menyingkirkan karma penyakit, kemakmuran-meningkatkan berkah dan kebijaksanaan, tercapai keharmonisan rumah tangga, dan menyingkirkan musuh.
Sadhaka mempersembahkan arak, tujuan utamanya adalah meningkatkan kekuatan-Nya (Power), supaya kekuatan spiritualnya muncul; mempersembahkan parfum, tujuan utamanya adalah menyenangkan para dewa dan seluruh dakini; mempersembahkan arak juga bertujuan agar semua serdadu Vajra memperoleh kekuatan yang luar biasa; mempersembahkan obat-obatan-menyingkirkan semua karma penyakit dari para insan, setiap jenis persembahan mempunyai arti tersendiri, mempersembahkan lilin-menambah penerangan bagi para insan; mempersembahkan bunga-menambah kehamonisan dan kerukunan; mempersembahkan dupa-supaya karma buruk terkikis; mempersembahkan pelita-meningkatkan prestasi belajar, meningkatkan penerangan dalam menjalankan bhavana; mempersembahkan teh-memperoleh rasa Dharma yang luar biasa; mempersembahkan buah-buahan-supaya permohonan sadhaka terkabulkan, semuanya mengandung arti di dalamnya.
Semalam usai kebaktian, seorang umat se-Dharma mengajukan sebuah pertanyaan, ia menuturkan bahwa Mahaguru berkata: hidup bagaikan mimpi, namun setiap malam semua orang pun bermimpi, seperti apakah mimpi yang benar itu? Sebenarnya, sebagian besar mimpi itu palsu, tidak nyata! Oleh karena itu, kejadian dalam mimpi tidak dapat dianggap nyata, jika Anda melakukan tindak pencurian di dalam mimpi, hukum tidak dapat menjerat Anda, namanya juga mimpi!
Pada umumnya, kita melihat semua mimpi adalah palsu, mimpi adalah fantasi manusia, menurut Yogacara Sastra, mimpi adalah refleksi dari kehidupan dan pikiran manusia, merupakan proyeksi dari tubuh dan pikiran dalam kehidupan Anda, itulah mimpi Anda; oleh karena itu, mimpi tidak boleh dianggap nyata, hanya dapat dianggap semacam proyeksi dari refleksi tubuh dan pikiran, mimpi tidaklah nyata. Sebagian besar mimpi kita adalah fantasi, misalnya seseorang bermimpi jatuh ke dalam kubangan kotoran, biasanya ini termasuk mimpi yang tidak baik. Misalnya, di luar dugaan Anda mendapatkan banyak emas di dalam mimpi, tapi kenyataannya tidak; mimpi manusia pada umumnya selalu bertolak belakang dengan kenyataan. Konon bila seseorang bermimpi sangat bahagia, ia akan ditimpa bencana. Sebaliknya bila seseorang bermimpi bencana, ia justru akan bahagia. Pada dasarnya mimpi adalah kombinasi dari fantasi-fantasi.
Yang dinamakan mimpi yang benar yang dialami oleh seorang Sadhaka Tantra atau Tantrika adalah mimpi yang sesuai dengan kenyataan. Tantrika berbeda dengan orang biasa yang tidak menjalankan bhavana. Mimpi yang dialami oleh orang biasa adalah fantasi, namun Tantrika justru menekuni sadhana mimpinya sendiri, dengan kata lain Anda juga dapat menjalankan bhavana di dalam mimpi. Misalnya, di dalam mimpi Anda tiba-tiba dikejar oleh setan jahat, Anda menyebutkan sekali: Amitabha! Setan jahat pun menyingkir dan lenyap! Di dalam mimpi Anda ditangkap oleh seseorang, lalu Anda menyebutkan sekali: Amitabha! Orang yang menangkap Anda pun jatuh ke dalam jurang. Di dalam mimpi seseorang menarik kedua kaki Anda turun ke neraka, Anda menyebutkan sekali: Amitabha! Anda pun keluar dari neraka! Bila Anda dapat menyebutkan nama Buddha atau membaca mantra di dalam mimpi, artinya Anda menjalankan bhavana di dalam mimpi.
Sadhaka yang menekuni sadhana mimpi, di dalam mimpi pun ia harus menjalankan bhavana. Seorang sadhaka dapat bermimpi yang benar bila mimpinya terjadi antara pukul 5 hingga 6 pagi. Kenyataan akan terjadi sesuai dengan mimpinya. Oleh karena itu, mimpi Mahaguru sangat unik, setiap kali saya bermimpi pasti akan terwujud. (hadirin tepuk tangan) Di dalam mimpi Mahaguru sedang membaca surat kabar, hari ini tanggal 12 Agustus 2007, surat kabar yang saya baca adalah surat kabar tahun 2008. Oleh karena itu, kejadian yang akan terjadi tahun 2008, Mahaguru sudah lebih dulu mengetahuinya; (hadirin tepuk tangan) Di dalam mimpi Mahaguru juga menonton televisi, televisi yang saya tonton adalah televisi tahun 2010 dan 2030, Mahaguru tahu berita hari ini bukan karena Mahaguru pulang dan menonton televisi baru tahu. Peristiwa besar yang disiarkan oleh televisi 10 atau 20 tahun kemudian, Mahaguru sudah tahu. (hadirin tepuk tangan)
Mahaguru bisa melihat kejadian silam, mimpi tersebut disebut dengan mimpi yang benar, sadhaka melihat dengan sangat jelas; Anda semua tahu, mimpi yang sangat jelas terjadi antara pukul 5 hingga 6 pagi, mimpi Anda sangat jelas dan bukan fantasi, itulah mimpi yang benar, jika buram atau hanya sekedar fantasi, misalnya Anda minum terlalu banyak sebelum tidur, tengah malam Anda akan bermimpi diri Anda bangun dan pergi ke toilet, tapi Anda justru tidak menemukan toiletnya, Anda malah bermimpi berjalan dan berjalan, akhirnya Anda melihat sebuah got, tidak tahan lagi, Anda pun kencing di got, baru saja kencing, aneh! Mengapa kebelet lagi, lalu Anda berjalan lagi ke sebuah hutan, Anda melihat di sekitarnya tidak ada orang, Anda pun kencing lagi, aduh! Baru saja kencing mengapa terasa kebelet lagi? kemudian Anda pun menerjang ke mana-mana, akhirnya Anda bangun, ternyata ini adalah mimpi kencing, (hadirin tertawa) Anda harus lekas bangun dan pergi ke toilet, kemudian tidur lagi, atau sepanjang malam Anda akan bermimpi kencing, kencing di mana-mana, melihat got juga kencing, melihat hutan Anda juga kencing, melihat apapun Anda pasti kencing tapi tidak ada habis-habisnya Anda kencing, sebab Anda tidak benar-benar mengeluarkan kencing Anda, itu tidak termasuk mimpi yang benar!
Saya ceritakan sebuah lelucon, ada seorang kakek yang sudah berusia lanjut, tengah malam ia bangun untuk ke toilet, begitu membuka pintu toilet, bertiuplah hawa dingin, seberkas hawa yang sangat dingin merasuk, bahkan tiba-tiba muncul seberkas cahaya yang sangat terang menyinarinya, ia kaget sekali, lalu ia buru-buru kembali. Keesokan paginya, kakek itu berkata pada istrinya bahwa rumah mereka ada hantunya, istrinya pun mengerti begitu mendengar penuturan dari sang suami, istrinya membuka kulkas. Lampunya memang menyala, hawa dingin keluar, di bawahnya ada genangan air kencing. (Hadirin tertawa)
Semua yang namanya fantasi itu tidaklah nyata. Jika suatu hari nanti, Anda bermimpi diri Anda sedang terbang dengan menunggang kuda terbang, suatu hari nanti Anda bahkan tidak perlu menunggang kuda terbang pun, Anda bisa berjalan di tengah angkasa, Anda bisa pergi ke Sukhavatiloka Barat, bisa mencapai 33 surga, 28 surga, bisa mencapai tingkat seorang Bodhisattva atau Arahat, bahkan bisa mencapai tingkat kebuddhaan. Seorang sadhaka akan mengalami persepsi demikian di dalam mimpi yang benar, tampilan-tampilan demikian akan muncul dalam mimpinya, semua itu membuat Anda penuh dengan Dharmasukha.
Mahaguru dapat terbang ke mana-mana antara pukul 5 hingga 6 pagi, (hadirin tepuk tangan) Terbang itu tidak terbang seperti pesawat terbang, tetapi terbang dalam posisi berdiri, saya bisa terbang di puncak gunung dan permukaan laut, semua surga bisa saya masuki, saya bisa melihat semua makhluk kayangan. Sebenarnya mimpi dan samadhi hanya beda tipis, mimpi dan meninggal dunia juga beda tipis; makanya ajaran Tantra mengajarkan kita untuk menekuni sadhana mimpi. Jika mimpi Anda masih berupa fantasi-fantasi, itu menandakan bahwa tingkat spiritual Anda masih belum memadai. Jika tingkat spiritual Anda sudah dapat menghasilkan mimpi yang benar, tidak pernah berfantasi lagi, berarti tingkat spiritual Anda sudah sangat tinggi. Anda mustahil masuk ke tiga alam samsara, sebab mimpi sadhaka adalah mimpi yang benar, mimpi yang dialami dalam keadaan sadar. Anda melihat mimpi ini, Anda melihat hati Anda sendiri, walaupun bertemu dengan tiga alam samsara, Anda dapat menyebutkan nama Buddha dan menjapa mantra, Anda bisa melampauinya, bahkan membebaskan para insan di tiga alam samsara, mungkinkah Anda masih jatuh ke tiga alam samsara? Oleh karena itu, di dalam mimpi seorang sadhaka bisa mencapai tingkat keberhasilan, dan keberhasilan Anda sendiri di dalam mimpi justru melambangkan keberhasilan bhavana Anda.
Hari ini Mahaguru menyatakan bahwa samadhi, mimpi, dan meninggal dunia itu mirip sekali. Meninggal dunia juga mimpi, samadhi juga mimpi; samadhi sedikit lebih sadar daripada mimpi; mimpi sedikit lebih sadar daripada meninggal dunia. Di dalam mimpi, jika Anda masih menjalankan bhavana, Anda mustahil jatuh ke tiga alam samsara. (Hadirin tepuk tangan)
Om Mani Padme Hum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar