Dharmaraja Liansheng Menerangkan Sutra Altar Patriak VI
Dalam Kondisi, Tiada Pikiran
Tidak Timbul Kerisauan dan Khayalan
(Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng Tanggal 21 Agustus 2010 di Taiwan Lei Tsang Temple pada Upacara Ulambana Penyeberangan Bodhisattva Ksitigarbha)
Kutipan Sutra Altar Patriak VI minggu ini:
"Kalyana-mitra! Mengapa membangun tiada pikiran sebagai aliran? Hanya karena mulut mengatakan menyaksikan Buddhata, menyesatkan orang untuk timbul pikiran dalam lingkungan, dalam pikiran malah timbul pandangan sesat, dari sinilah segala kerisauan dan khayalan timbul. Sebenarnya jati diri itu tidak bisa dicapai dengan satu cara pun, jika ada yang dicapai, sembarang melontarkan petaka dan berkah, itulah kerisauan dan pandangan sesat, sehingga Dharma ini membangun tiada pikiran sebagai aliran."
※ ※ ※
Sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye! Sembah sujud pada adinata homa Bodhisattva Ksitigarbha! Sembah sujud pada Triratna Mandala!
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, umat se-Dharma di internet, tamu kehormatan yang hadir hari ini -- ayah saya Er-shun Lu, adik saya, ada lagi kerabat Gurudhara, Wakil Ketua Home Affairs Department Kabupaten Nantou Bpk. Zhi-zhong Lin, Ketua Social Affair Bureau Kabupaten Nantou Bpk. Jun-ping Xiong, Anggota Parlemen Kabupaten Nantou Bpk. Pei-lin Jian, anggota parlemen Kabupaten Nantou Ibu. Zhuang Xu, anggota parlemen Kota Kaohsiung Ibu Jin-ling Ye, Bupati Chaotun Xin-li Zhou, Ketua Pusat Pelayanan Pemerintah Kota Nantou Bpk. Qi-zhao Chen, penasihat hukum TBF Pengacara Zhong-shan Zhuo, penasihat hukum TBF Ibu Jennifer Chou, ketua dewan pengembangan Taiwan E-learning and Digital Archives Program dari National Science Council Bpk. Ming Zhou, Prof. Wai Lun TAM dari The Chinese University of Hong Kong, ketua perintis yayasan Asosiasi Cinta Kasih Bunga Randu Kabupaten Taichung Ibu Hui-mei Chen, perwakilan calon Walikota Taichung Jia-quan Su, perwakilan Ketua Kelompok Pendukung Kaum Wanita garis laut dan garis gunung Ibu Hui-mei Chen dan Ibu Qing-zi Yang, anggota parlemen Kota Tainan Bpk.Wang-quan Cai, anggota parlemen Kabupaten Hualian Ibu Mei-yun You, Walikota Nantou Ibu Shu-hua Xu, anggota khusus Home Affairs Department Kabupaten Nantou Bpk. Shi-guo Zhang, lurah Shanjiao Bpk. Jia-cai Chen, kepala kantor pelayanan Badan Legislatif Wen-jun Ma Bpk. Shi-rong Huang. Beberapa anggota legislatif dan pejabat hadir, pertama-tama kita mendoakan mereka: semoga semuanya terpilih menjadi anggota parlemen, semua pejabat naik jabatan. Buddha dan Bodhisattva memberkati. (Hadirin tepuk tangan)
Selamat siang semuanya!
Dulu, saya memimpin upacara, suatu kejadian yang sangat aneh, tokoh politik yang hadir, semua akan terpilih; yang tidak datang, semua akan gugur, ini adalah suatu gejala yang sangat aneh. Kesan saya yang paling mendalam adalah memimpin upacara di Stadium Bukit Jalil, Malaysia, banyak menteri, tadinya asosiasi Malaysia mau hadir, alhasil sebagian orang tidak datang. Umat se-Dharma menemukan bahwa yang tidak hadir semuanya gugur; yang hadir, semuanya terpilih, saya juga tidak tahu mengapa demikian, pokoknya, ada gejala demikian, berkali-kali tidak hadir, namun, beberapa kali hadir, juga naik jabatan; sesekali hadir pun terpilih. Zhenfo Zong kita benar-benar punya sedikit kekuatan. (Hadirin tepuk tangan)
Tadi, Ketua Pusat Pelayanan berkata, "Tahun ini Mahaguru menetap di Taiwan, aneh, memecahkan rekor sejarah topan di Taiwan, sampai sekarang sudah hampir akhir Agustus bahkan September, namun topan masih belum masuk Taiwan." (Hadirin tepuk tangan) Ini bukan kata saya. Ini kebetulan! Sebenarnya, saya suka sekali dengan topan, karena sewaktu kecil saya besar di Taiwan, mendengar bunyi topan, sangat kegirangan. Yang paling bagus, pada hari ada topan itu kami libur sekolah, air meluap hampir mencapai kasur, kedua kaki di bawah tempat tidur, bisa main air. Saya sangat rindu dengan gemerisik angin dan malam topan.
Saya suka mendengar bunyi topan, namun, sejak tahun 2000, saya 3,5 tahun menyepi di Taiwan, saya menunggu topan, topan dewa gajah telah pergi, sejak itu, selama 3,5 tahun, tidak ada satu pun topan yang muncul, yang bertiup dari Filipina, Guam, semua beralih ke Jepang, Pulau Hainan, Korea, tidak ada satu pun topan yang masuk Taiwan. Saya juga tidak boleh membual. Kebetulan saja! Besok pukul 11 malam dari Taipei saya akan meninggalkan Taiwan untuk kembali ke Seattle menggelar upacara 4 September, 15 September kembali lagi ke Taiwan, karena menyatakan "menetap di Taiwan", saya tidak boleh ingkar. (Hadirin tepuk tangan meriah, bunyi tepuk tangan bergemuruh)
Ada satu hal yang sangat aneh, ketika saya menyepi di Taiwan, Sdr. De-quan Xu yaitu Acarya Lianji yang terus menemani saya. Selama 3,5 tahun, benar-benar tidak ada topan. Setelah saya meninggalkan Taiwan, topan pun masuk. Setiap kali kembali, topan pun pergi! Setiap kali saya pergi, topan pun masuk, aneh sekali. Kebetulan saja! Lain kali, saya menetap di Taiwan, jika ada topan yang masuk, jangan salahkan saya, jangan salahkan saya membual (Bahasa Taiwan: menakuti orang, bohong). Ada beberapa kali pengalaman, topan telah pergi, saya baru kembali; saya telah pergi, topan pun masuk, selalu begitu. Semoga kali ini saya kembali ke Seattle, tidak ada topan yang masuk. Amitabha! (Hadirin tepuk tangan)
Tadi, ketua sempat mengungkit soal Kelompok Terlantar. Sebenarnya mengenal hal ini, ketua tidak seharusnya memberikan penghargaan kepada kami. Mengapa? Karena ini adalah kewajiban kami. Asalkan ada kelompok terlantar, asalkan Kota Chaotun kita, asalkan Nantou kita, asalkan Taiwan kita, bahkan negara sahabat, setiap negara di dunia, asalkan tertimpa bencana, kita seharusnya bantu, (hadirin tepuk tangan) malah itu adalah kewajiban yang tak boleh ditolak. Zhenfo Zong kita ada Lotus Light Charity Society (LLCS), kali ini longsor di Gansu, gempa dahsyat di Yushu-Qinghai, gempa dahsyat Wenchuan-Sichuan, LLCS kita pun mengerahkan dana dan tenaga, melakukan banyak kebajikan yang tidak diketahui orang banyak; (hadirin tepuk tangan) banjir 8 Agustus di Taiwan, LLCS Taiwan mengerahkan dana dan tenaga, bahkan memperbaiki jalan dan jembatan, sekarang sudah rampung jembatan "Liansheng Yihao"; gempa dahsyat 21 September, saya pribadi telah menyumbang dana 70 ribu USD, waktu itu sekitar 3 juta NT. LLCS benar-benar telah melakukan banyak hal, di Gansu terjadi longsor, sekarang ada material sebanyak 2 kontainer di lokasi longsor Gansu, ada lagi 3 umat se-Dharma, pergi dari Hong Kong, di lokasi, berpartisipasi dalam berbagai yayasan social, dengan sepasang tangan mengeluarkan jasad yang tertimbun longsor, ini fakta. Asalkan tahu ada kelompok terlantar, LLCS dan Sheng-yen Lu Foundation, pun sama-sama mengerahkan dana dan tenaga membantu.
Sekarang Zhenfo Zong ada 2 yayasan sosial, bahkan masih banyak lagi relawan tanpa nama, semua tengah melakukan upaya penyelamatan korban bencana global seperti Haiti, kita juga bantu; seperti Nepal, kita juga lakukan; seperti sekarang, di Pakistan pun ada anggota LLCS membantu di sana. Banjir 8 Agustus, jembatan yang sudah rampung dinamakan Jembatan Liansheng Yihao. Semua ini adalah hal-hal yang bermakna. Secara tidak kasat mata, ada pemberkatan dari Buddha dan Bodhisttva; secara kasat mata, ada LLCS, Sheng-yen Lu Foundation, semua aktif berpartisipasi dalam tugas menyejahterakan masyarakat.
Hari ini, terima kasih sekali kepada Presiden Amerika Serikat – Obama, DR. Fo-ching Lu dari Sheng-yen Lu Foundation menerima surat dari Obama, ia memberitahu saya, Obama juga menulis surat kepada kita, tentu saja, Beliau pun memuji hal-hal yang telah kita lakukan. Semoga seluruh umat Zhenfo Zong melakukan segala kebajikan dengan sekuat tenaga atas dasar ungkapan "senasib sepenanggungan". Hari ini bukan karena ada karyawan stasiun televisi di sini, juga ada bapak wartawan di sini, saya baru mengatakan demikian. Kami sudah biasa melakukannya, hanya saja media tidak tahu, kami telah melakukan banyak perbuatan sosial berskala dunia.
Hari ini adalah upacara penyeberangan Bodhisattva Ksitigarbha, saya sama sekali tidak berdusta, Bodhisattva Ksitigarbha menurunkan 80 unit bahtera Dharma, menjemput seluruh insan terlahir di Buddhaloka yang bersih. Insan akhirat sangat bandel, masih ada yang tidak sudi naik bahtera Dharma, Bodhisattva Ksitigarbha memegang khakkara (tongkat), sebatang khakkara diubah menjadi miliaran khakkara, khakkara mengepung semua orang ini, mau tidak mau harus naik bahtera Dharma, kemudian paksa mereka semua naik bahtera Dharma. (Hadirin tepuk tangan) Ini saya saksikan sendiri. Bodhisattva Ksitigarbha bahkan mengatakan bahwa ada sebuah istana bernama "Yi Cheng Tai Gong" (Istana Rahim Kota Keraguan), ada sebagian orang tidak bisa naik bahtera Dharma karena belum memiliki karma baik untuk mencapai Sukhavatiloka Barat, sehingga mereka lebih dulu dibawa ke "Yi Cheng Tai Gong" untuk ditatar selama 3 tahun kemudian baru dibiarkan masuk ke Sukhavatiloka Barat. Mengapa harus ditatar 3 tahun? Karena jika orang-orang ini dibiarkan naik dulu ke Sukhavatiloka Barat, di alam suci Buddhaloka, mereka akan protes, demonstrasi, gawat sekali, orang-orang ini harus diyakinkan dulu terhadap alam suci Buddhaloka, baru bisa masuk. Karena di alam suci Barat, tidak boleh merampok, tidak boleh jadi maling, tidak boleh ada yang namanya "maniak seks dalam lift", semua ini tidak boleh ada. Sampai di sana (alam suci Barat), belajar Buddhadharma dengan disiplin, kelak semua akan mencapai keberhasilan.
Tangan Bodhisattva Ksitigarbha memegang khakkara dan mutiara bercahaya, mutiara bercahaya juga memancarkan sinar putih, menerangi seluruh umat, yang sakit berat diringankan, yang sakit ringan segera sembuh. Semua orang datang ke sini mengalami kontak batin, umat pun mengalami kontak batin, banyak penyakit akan sirna.
Hari ini ada 4 orang yang tulang sendinya tercerai-berai, setelah diabhiseka dan diberkati Mahaguru, sekarang tinggal 2 orang yang tulang sendinya tercerai-berai, diberkati sekali lagi, semuanya sembuh. Penyakit, rintangan pun sirna. Kita juga memohon mutiara bercahaya memancarkan sinar putih, menerangi semua orang, agar bencana mereka juga sama-sama sirna; sinar merah, bisa memperoleh kerukunan dan keharmonisan rumah tangga, sesame musuh pun berubah menjadi keluarga, musuh berubah menjadi keluarga; sinar kuning, membuat Anda semua bisa menang lotere. (Hadirin tepuk tangan) Benar-benar ada yang menang lotere! Di Seattle, ada umat menang lotere hadiah utama, 160 juta USD, ada lagi satu menang 55 juta USD, semuanya lotere hadiah utama. Dunia ini ada begitu banyak orang, umat Zhenfo Zong kita yang di Amerika Serikat justru ada 2 orang yang menang lotere hadiah utama. Semoga mereka datang mengikuti upacara dan memberikan kontribusi yang agak banyak untuk Zhenfo Zong. Ada lagi, Ia memancarkan sinar biru, sinar biru adalah supaya atasan di tempat kerja Anda, yang tidak baik terhadap Anda, berubah menjadi baik, menaikkan gaji Anda, tersenyum dan ramah terhadap Anda. Semua kepala bagian pun sangat baik terhadap Anda, berubah menjadi penolong Anda. Datang mengikuti upacara homa kita, banyak pemberkatan dan peristiwa mujur. Kita berharap yidam Bodhisattva Ksitigarbha memancarkan cahaya yang terang-benderang menerangi dunia, empat jenis kelahiran dan empat alam tumimbal lahir bebas dari jurang keterbalikan, semoga semuanya mujur dan sempurna, semua harapan terkabulkan.
Besok mau meninggalkan Taiwan dan kembali ke Seattle, hari ini tetap berceramah sedikit tentang Sutra Altar Patriak VI, saya lebih dulu baca kutipan Sutra, Patriak VI bersabda, "Kalyana-mitra! Mengapa membangun tiada pikiran sebagai aliran? Hanya karena mulut mengatakan menyaksikan Buddhata, menyesatkan orang untuk timbul pikiran dalam lingkungan, dalam pikiran malah timbul pandangan sesat, dari sinilah segala kerisauan dan khayalan timbul. Sebenarnya jati diri itu tidak bisa dicapai dengan satu cara pun, jika ada yang dicapai, sembarang melontarkan petaka dan berkah, itulah kerisauan dan pandangan sesat, sehingga Dharma ini membangun tiada pikiran sebagai aliran." Patriak VI bersabda, mengapa membangun "tiada pikiran" sebagai aliran? Karena banyak orang di mulut mengatakan "telah memahami hati dan menyaksikan Buddhata", "telah mencapai pencerahan", "mencapai pencerahan" dan "memahami hati dan menyaksikan Buddhata" ini sangat membingungkan orang, disebut "menyesatkan orang", membingungkan orang, diri sendiri "tersesat", diri sendiri tidak tahu, mengira diri sendiri mencapai pencerahan, ini bahaya sekali.
Kadang-kadang, umat yang baru bersarana, ia masih belum belajar banyak, lantas datang dan berkata pada saya bahwa ia telah mencapai pencerahan; saya sangat takut, karena mencapai pencerahan tidak semudah itu, bukan sesuatu yang dapat dicapai seorang pemula yang baru bersarana. Buddha Sakyamuni juga tidak secepat itu mencapai pencerahan, Anda lebih cepat dari Buddha Sakyamuni? Baru mulai bersarana, sudah memahami hati, sudah menyaksikan Buddhata, itu di mulut saja, sebenarnya masih belum mencapai pencerahan. Namun, dalam lingkungan, masih ada pikiran, dikendalikan oleh pikiran tersebut, jika terpengaruh pikiran, disebut "ada pikiran"; tidak terpengaruh pikiran, disebut "tiada pikiran".
Saya ceritakan sebuah cerita lucu tentang terjun payung, di Pingtung, ada pusat pelatihan terjun payung, instruktur lebih dulu menjelaskan cara terjun payung, harus diikat dengan baik di punggung, untuk menarik parasut ada sebuah gelang pengait, ditarik sebentar baru terbuka, terlalu cepat dibuka, bisa tersangkut sayap pesawat terbang, habislah kalau tersangkut, jadi saat terjun, harus baca dalam hati, "Satu, dua, tiga" tarik parasut, parasut pun terbuka. Tentara terjun payung bertanya pada instruktur, "Bagaimana jika parasut tidak terbuka?" Instruktur berpikir lama, baru terpikir satu jawaban, "Parasut tidak terbuka, Anda akan diganti 2 parasut." Inilah ada pikiran, penerjun payung seharusnya tiada pikiran, terlalu banyak pikiran tidak baik terhadap Anda, pokoknya tarik saja, peduli amat terbuka atau tidak. Tidak boleh berpikir demikian juga, kita masih harus menyeberangkan mereka? Instruktur berkata, "Anda akan diganti 2 parasut" juga tidak benar, parasut tidak terbuka ya tidak terbuka, menurut Anda bagaimana? Jika kalian menemukan caranya, beritahu Mahaguru.
Saya sering katakan pada Anda semua, "Ke Sukhavatiloka Barat sangat bagus!" Suatu kali bertanya pada Anda semua, "Maukah kalian pergi ke Sukhavatiloka Barat?" Semua orang menjawab, "Mau!" "Ayo kita ke Mahapadminiloka, setuju?" "Setuju!" "Yang setuju, angkat tangan!" Semua orang angkat tangan, di antaranya ada satu yang tidak angkat tangan. Saya pun berkata pada orang ini, "Mengapa Anda tidak angkat tangan?" Ia berkata, "Saya tidak mau pergi sekarang." Ini adalah "ada pikiran"! Pergi ke Mahapadminiloka atau Sukhavatiloka Barat bukan Anda yang atur, asalkan mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan Sang Buddha kepada kita, yang penting kita kerjakan tugas dengan baik, Ia pun tidak akan segera memanggil Anda ke sana, benar tidak? Saya tidak peduli dengan yang namanya "hidup" dan "mati", hidup juga bagus, mati juga bagus, hidup juga luar biasa, mati juga luar biasa. Mengapa bisa demikian? Jika saya bisa segera pergi ke Mahapadminiloka, saya lebih baik pergi sekarang juga. Mengapa? Kali ini panasnya Taiwan, membuat saya hampir mati karena menderita kepanasan. Di sana (Mahapadminiloka)! Suhu di sana kita atur sekehendak hati kita, kita ingin suhu berapa, begitulah suhunya, dijamin nyaman selamanya. Seperti sekarang, di bawah banyak orang sedang mengipas-ngipas! Betapa sengsaranya dunia ini. Kalau panas, panasnya minta ampun, kalau dingin, dinginnya pun minta ampun, suhu udara juga bukan kita atur sekehendak hati kita, ada sih! AC di rumah boleh kita atur sendiri. Namun, di Mahapadminiloka, Sukhavatiloka Barat, kita atur dengan hati kita sendiri, tidak perlu bayar tagihan listrik. Sekarang, tempat umum sepertinya ada peraturan bahwa AC harus diatur 26 derajat, juga tidak boleh terlalu dingin. Di Mahapadminiloka Sukhavati kita, dijamin suhu udara pas-pasan, diatur sekehendak hati kita, semua yang diimpi-impikan ada. Saya lebih baik pergi ke sana sekarang juga, "hidup", "mati" tidak ada sangkut pautnya dengan saya, "hidup" juga luar biasa, "mati" juga luar biasa, apapun bagus, tidak perlu terlalu lama tinggal di dunia ini, saya berjalan sendiri di ribuan gunung, tidak perlu mengantarkan saya, dengan sendirinya tiba di sana, segalanya indah.
Dunia, banyak orang kaya, juga banyak orang miskin. Hari itu, semua orang sedang bicara tentang uang, lebih baik kaya atau miskin? Saya berkata, "Tentu saja kaya." Mengapa lebih baik kaya? Ketika sakit masih bisa berobat, miskin, mustahil berobat, opname di rumah sakit juga mustahil, ingin naik taksi pun harus punya uang juga, tidak punya uang, mustahil naik taksi. Oleh karena itu, suatu negara yang sejahtera harus perlahan-lahan memperkecil kesenjangan antara "orang kaya" dan "orang miskin", mencapai "keadilan sosial" seperti yang dikatakan Bapak Negara (Sun Yat Sen), semua orang itu kaya, kesenjangan jangan terlalu besar, usahakan memperkecil kesenjangan, negara demikian baru disebut "makmur dan sejahtera", sehingga, dunia ini baru ada harapan. Anda datang mengikuti upacara, Buddha dan Bodhisattva di sini, secara tidak kasat mata, sama-sama bisa membantu Anda untuk menjadi kaya. Kita memikirkan uang itu wajar, namun, jangan terlalu berlebihan memikirkannya, di samping mengejar popularitas dan keuntungan, tetap harus menaruh sedikit perhatian terhadap Buddhisme, agar batin Anda bisa memahami segalanya. Uang datang banyak, bisa membantu orang; uang datang sedang-sedang saja, bisa digunakan sendiri; uang datang terlalu sedikit, menekuni Buddhadharma, menekuni sekte Sukhavati, berbuat amal, berbuat kebajikan, sama-sama berkah akan meningkat, perlahan-lahan mencapai kemakmuran negara dan kesejahteraan masyarakat, inilah yang paling kita umat Buddha harapkan.
"Dalam lingkungan, ada pikiran" apakah dianggap salah? Apakah dianggap melakukan kesalahan? "Dalam lingkungan, ada pikiran" tergolong melakukan kesalahan. Melihat orang lain kaya, berpikiran untuk merampok, mencuri, inilah "dalam lingkungan, ada pikiran", ini salah. Bagaimana supaya "dalam lingkungan, tiada pikiran"? Harus aktif berjuang, berkreasi, ini tergolong "dalam lingkungan, tiada pikiran", "saya tidak ingin mendapatkan terlalu banyak", "namun, saya bekerja keras", "saya berkreasi", "ia datang dengan sendirinya", ini berarti tidak dikendalikan oleh "ada pikiran". Kita dapat apa yang layak kita dapatkan, kita jangan dapat apa yang tidak layak kita dapatkan. Jika ada pikiran negatif, maka timbullah pandangan sesat. Kita melatih diri untuk menyingkirkan segala kerisauan dan khayalan, jangan sampai muncul karena ini, dari sinilah segala kerisauan dan khayalan harus dihentikan, segala sifat dan kebiasaan harus dibasmi tuntas.
Saya cerita sebuah cerita lucu tentang "sifat dan kebiasaan", semoga cerita lucu ini tidak berlebihan, cukup dengarkan saja. Kalian semua tidak berkumis, ayah saya berkumis. Ada seorang pria berharap di sini ada kumis (menunjuk antara mulut dan hidung), kelihatan sangat berwibawa, juga ada semacam wibawa, sama seperti Bapak Negara, Bapak Negara berkumis, Ciang Kai Sek juga berkumis, sangat berwibawa. Pria ini berharap punya kumis, namun, tidak tumbuh, dokter pun berkata padanya, "Boleh tanam bulu." Ia pertama-tama menggunakan rambut kepalanya untuk ditanam, setelah ditanam, ia pun sangat berwibawa. Namun, kelemahannya, kumisnya berketombe. Dokter pun mengusulkannya, "Rambutmu bisa berketombe, kalau begitu, gunakan bulu ketiak Anda." Setelah menggunakan bulu ketiak, indah sekali, namun, orang yang lewat, orang yang bicara dengannya, mencium bau ketiak, terutama pada musim panas, bau ketiak sangat menusuk. "Gagal!" Cari lagi dokter. Dokter berkata, "Apa boleh buat, terpaksa gunakan yang di bawah." Setiap kali melihat wanita cantik, ia menjadi si kumis berdiri, repot. Ia cari dokter lagi. Dokter berkata, "Apa boleh buat, tidak tertolong lagi." Lantas bagaimana? Dokter mengusulkannya, "Solusi terakhir, gunakan punya wanita." Menggunakan punya wanita, lumayan juga, cantik, tapi, setiap bulan mimisan sekali.
Inilah "kerisauan dan khayalan", yaitu "sifat dan kebiasaan". Manusia harus mengubah sifat dan kebiasaannya, saya menemukan, semua manusia memiliki sifat dan kebiasaan. Sewaktu Mahaguru baru kembali bukankah mengatakan, "Mahaguru kembali ke Taiwan juga mau mengubah sifat dan kebiasaan sendiri." Semua orang curiga, Mahaguru punya sifat dan kebiasaan apa? Mahaguru sebenarnya punya sifat dan kebiasaan apa? Saya mana boleh beritahu Anda, benar tidak? Namun, lewat cerita lucu tentang kumis, kalian pun tahu, "sifat dan kebiasaan" mengikuti manusia, tidak terpisahkan dari manusia, apa sifat dan kebiasaan Anda, sama dengan kumis ini, bagaimana pun sifat dan kebiasaan kita itu tidak bisa diubah. Hanya "memahami hati dan menyaksikan Buddhata" lah yang dapat mengubah "sifat dan kebiasaan" kita.
Sewaktu saya kembali ke Taiwan, naik Eva Air, setiap kali masuk ke ruang VIP Eva Air, akan melihat sebuah tulisan, "Ketenangan Adalah Keselamatan", begitu saya baca, aduh! Bagus sekali, "Ketenangan Adalah Keselamatan", ini tulisan seorang bhiksu agung. Mari kita berpikir sejenak, benar tidak? Jika Anda tenang, berarti selamat. Namun, setelah saya baca, berpikir sejenak, tidak benar! Bukan tulisannya tidak benar, "ketenangan" memang "keselamatan", letak pertanyaannya adalah tidak ada insan yang tenang. Jadi, hari ini, Mahaguru Lu berceramah Buddhadharma, justru berharap Anda semua bisa tenang. (Hadirin tepuk tangan) "Ketenangan" paling penting. Apa yang membuat Anda "tenang"? "Memahami hati Anda", "menyaksikan Buddhata Anda", Anda baru bisa tenang. Apakah Anda memahami hati Anda? Letak pertanyaannya ada pada "memahami hati Anda". Jadi, "memahami hati dan menyaksikan Buddhata" sangat penting, mari kita perhatikan dan cerahi kesepuluh buku "memahami hati dan menyaksikan Buddhata" saya itu, perhatikan dan cerahi, baca dengan seksama. Suatu hari nanti, jika Anda telah berhasil mencerahinya, Anda pasti akan "tenang", "selamat", segalanya pun "selamat". Jangan hanya di mulut mengatakan "memahami hati dan menyaksikan Buddhata", namun hati Anda masih belum tenang, hati tidak tenang, berarti timbul pandangan sesat, dari sinilah timbul segala kerisauan dan khayalan.
Ada seorang ayah dan putranya makan bersama, putranya mengambil sumpitnya, bergegas menyumpit sepotong besar daging, ditaruh di mangkuk sendiri, dan mulai makan daging, ayahnya belum menyentuh sumpit, putranya sudah merebut sepotong besar daging dan mulai makan. Sang ayah bertanya padanya, "Mengapa kamu begitu lancang? Saya masih belum mulai makan, kamu sudah menyumpit sepotong besar daging untuk dimakan." Putranya berkata, "Ayah, kalau ayah menyumpit daging, ayah akan menyumpit daging potongan besar atau potongan kecil? Sang ayah menjawab, "Saya tentu menyumpit daging potongan kecil." Putranya berkata, "Kalau ayah menyumpit potongan kecil, lantas buat apa tersinggung? Potongan besar tentu saja bagian saya, ayah makan potongan kecil saja! Tidak perlu tersinggung." Sebenarnya, begitu makanan dihidangkan, anak-anak lebih dulu rebutan makan, orang dewasa akan kesal, tapi anak-anak bertanya pada Anda, "Kamu makan potongan besar atau potongan kecil?" "Potongan kecil." "Kalau begitu, tidak perlu mengeluh."
Di sini! "Dalam lingkungan, ada pikiran", kita harus "dalam lingkungan, tiada pikiran"! Namanya juga anak-anak, apa salahnya jika anak-anak makan potongan besar? Bantu pertumbuhannya, orang dewasa mengalah sedikit, dengan demikian tidak akan timbul pikiran sesat, segala kerisauan dan khayalan pun tidak akan ada.
Di sini jarang ada pengemis, di negara lain banyak pengemis, di Nepal, India, di mana-mana adalah pengemis. Apakah pengemis ada kerisauan dan khayalan? Ada! Ada sebagian pengemis malah melakukan tindak penipuan. Ada seseorang lewat di depan pengemis, lempar uang logam 50 NT kepadanya, "Khok!" Tiba-tiba, uang logam terlempar keluar, terlempar jauh sekali, pengemis ini merangkak ke sana untuk memungutnya, lalu memungut 50 NT itu kembali. "Hah! Bukankah Anda buta? Uang ini terlempar keluar, mengapa Anda masih bisa merangkak memungut 50 NT itu kembali. Bukankah spanduk Anda bertuliskan, "Kasihanilah Orang Buta"? Orang buta itu menjawab, "Saya ini pengganti saja." "Lantas, ke mana pengemis buta yang sebenarnya?" "Ia pergi nonton film di bioskop." Orang buta ini! Juga kerisauan dan khayalan, pengemis tidak buta pura-pura buta, ini adalah kerisauan dan khayalan, termasuk pandangan sesat, tidak benar.
Semua manusia punya kerisauan dan khayalan, tidak hanya pengemis biasa punya kerisauan dan khayalan, dokter juga punya. Suatu kali, ada seseorang pergi berobat ke dokter, dokter bertanya padnya, "Anda mengidap penyakit apa?" "Saya mengidap penyakit amnesia, apapun bisa lupa." Dokter berkata, "Mari mari mari, saya antar dulu Anda ke kasir untuk bayar." Mengapa dokter menyuruhnya bayar dulu? Ia punya penyakit amnesia, bayar dulu. Dokter pun punya kerisauan dan khayalan, ia tidak menjadikan kemurahan hati sebagai titik tolak, lebih dulu diobati, jika ia lupa bayar, minta ia bayar lagi kan boleh, mana boleh suruh orang bayar dulu, kemudian baru diobati? Dokter juga punya kerisauan dan khayalan.
Di sini ada 2 orang pengacara, mereka berdua adalah pengacara baik, pengacara kita adalah pengacara baik. Dulu bukankah sudah pernah menceritakan cerita lucu itu? Pengacara juga ada kerisauan dan khayalan. Banyak orang menyeberangi sungai, semua digigit buaya, semua cedera. Ada seorang pengacara menyeberang, tidak cedera. Semua orang keheranan, "Mengapa pengacara ini tidak cedera?" Pengacara berkata, "Buaya juga mau gigit saya, saya berkata padanya, "Selama kamu buka mulut, saya pun hitung biayanya." Buaya pun tidak berani buka mulut, ini adalah kerisauan dan khayalan pengacara. Pengacara kita tidak akan begitu, mereka membantu dengan senang hati, jika ada pertanyaan seputar hukum, minta petunjuk padanya, bukan tidak akan menghitung biayanya, mungkin bayarannya lebih sedikit.
"Pikiran" itu sangat penting, sadhaka melatih "pikiran" dan melatih "sifat dan kebiasaan", "kerisauan" -- "sifat dan kebiasaan", "khayalan" -- "ada pikiran", dari sinilah ia tumbuh, kalimat ini sangat penting. Sebenarnya jati diri itu tidak bisa dicapai dengan satu cara pun; jika ada yang dicapai, sembarang melontarkan petaka dan berkah, ini adalah kerisauan dan pandangan sesat. Oleh karena itu, aliran ini menjadikan "tiada pikiran" sebagai aliran." Maksud sabda Patriak VI, tidak terpengaruh "pikiran", ini adalah satu kunci penting dalam melatih diri. Anda bisa tidak terpengaruh pikiran, inilah "tiada pikiran"; terpengaruh "pikiran", disebut "ada pikiran". Manusia tidak mungkin mencapai lingkungan tidak ada satu pikiran pun, kita hanya bisa tidak terpengaruh "pikiran", ini adalah titah Sang Buddha sendiri, ajaran Sang Buddha sendiri.
"Sebenarnya jati diri itu tidak bisa dicapai dengan satu cara pun", ini adalah kata-kata "memahami hati dan menyaksikan Buddhata". "Jika ada yang dicapai, sembarang melontarkan petaka dan berkah, itulah kerisauan dan pandangan sesat." Patriak VI bersabda, bahwa "Non-duniawi" adalah "Dharma yang benar", "duniawi" adalah "pandangan sesat". Hari ini, kita semua adalah manusia "duniawi", namun, kebajikan kita tetap junjung, amalkan, tidak boleh ada pikiran negatif, jika pikiran negatif muncul, jangan terpengaruh, kita baru bisa mencapai "tiada pikiran". "Khayalan", tidak boleh ada; segala "sifat dan kebiasaan", tidak boleh ada, harus dibasmi. Yang namanya "melatih diri", yaitu memperbaiki perilaku sendiri. Perilaku yang tidak terpengaruh "khayalan" sendiri, karena seluruh perilaku muncul dari "khayalan", jika "khayalan" sudah tidak ada lagi, dengan sendirinya tidak ada perilaku tersebut, tidak terpengaruh "khayalan", maka tidak akan ada perilaku semacam itu. Di sinilah arti yang paling penting yang disabdakan Patriak VI dalam kalimat ini.
Sewaktu saya masih seorang murid, ayah saya bertanya pada saya, "Ada berapa orang di dalam kelasmu?" Saya menjawab, "Di dalam kelas ada 36 orang." "Berapa muridnya?" "Murid ada 35 orang ditambah seorang guru yang merangkap wali kelas, dijumlahkan 36 orang." Ayah saya bertanya pada saya, "Jika guru tidak ada?" Guru tidak ada, bukankah tinggal 35 orang? Benar tidak? "Guru tidak ada, maka di kelas tidak ada satu orang pun." Semua telah kabur keluar kelas, guru tidak ada, semua murid pun kabur.
Arti terpenting yang kita bahas hari ini adalah "tidak boleh ada khayalan", "tidak terpengaruh khayalan", Patriak VI bersabda, "Tidak terpengaruh khayalan" itulah "tiada pikiran". Mengapa kita jangan sampai terpengaruh khayalan? Karena perilaku itu timbul dari khayalan, ada pikiran baru ada perilaku, tidak ada pikiran, maka tidak akan muncul perilaku demikian. Kita harus memperbaiki "sifat dan kebiasaan" kita sendiri, maka tidak boleh ada "kerisauan", "tidak terpengaruh khayalan", disebut "tiada pikiran", ini sabda Patriak VI, juga titah terpenting dari Buddha Sakyamuni.
Sekian hari ini.
Om Mani Padme Hum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar