Mengubah Nasib
Oleh: Mahaguru Lian Sheng Sheng-Yen Lu
Saya sering menyarankan masyarakat untuk menjapa sebuah mantra. Mantra ini bukan mantra besar, bukan pula mantra rahasia; bukan mantra yang memancarkan cahaya agung, bukan mantra tanpa tanding, juga bukan mantra di atas segala mantra.
Melainkan sebuah mantra kecil yang umum.
Dapat dijumpai di dalam kitab sutra manapun, sangatlah umum, saking umumnya hingga membuat orang-orang dapat menganggap remehnya.
Mantra ini adalah “Mantra Dewa Bumi”, sebagai berikut:
「南摩三滿多。莫多喃。嗡。度魯度魯。地尾梭哈。」
Pinyin: Namo Samanduo. Moduonan. Om. Duludulu. Diwei Suoha.
(Cara baca Indonesia: “Namo Samantuo. Motonam. Om. Tulutulu. Tiwei Suoha”)
Saya memberitahukan yang sebenar-benarnya kepada para pembaca, mantra inilah yang mampu mengubah nasib. Bukankah ini mantra Dewa Bumi yang umum? Tidak salah lagi, namun mantra ini justru memiliki kemampuan besar dalam mengubah nasib, benar-benar tidak boleh dianggap remeh.
Ada orang yang menjapa mantra Dewa Bumi, penyakit borok bernanah yang telah diderita selama sepuluh tahun, menjadi sembuh total.
Ada orang yang wajahnya memiliki aura kesialan, seumur hidup miskin dan hidup susah, setelah menjapa mantra Dewa Bumi dalam waktu lama, sinar berkah memancari nasibnya, nasibnya berubah total, dari miskin berubah menjadi kaya.
Ada orang yang menjapa mantra Dewa Bumi, akhirnya melahirkan anak setelah tidak mengandung selama sepuluh tahun.
Ada orang yang menjapa mantra Dewa Bumi, seumur hidupnya sehat tanpa penyakit.
Ada orang yang menjapa mantra Dewa Bumi, mendapatkan jodoh pasangan yang baik, selain itu roman wajahnya bersemburat kemerahan.
Ada orang yang menjapa mantra Dewa Bumi, memenangkan togel besar.
Saya beritahukan lagi sebuah rahasia kepada para pembaca, rahasia ini sebenarnya tidak boleh diberitahukan, namun saya tidak tahan untuk tidak memberitahukan: jika sering menjapa mantra Dewa Bumi, lalu pergi ke Las Vegas, maka akan mendapatkan hasil sesuai keinginan.
Menjapa mantra ini dalam jangka waktu yang lama, sebenarnya belum ada orang yang mempromosikannya,hanya saya, Buddha Hidup LianSheng – Lu Sheng Yen, yang menganjurkannya.
Inilah yang saya temukan:
Suatu kali saat meditasi, saya mendapati bahwa ada sesosok pak tua berambut putih dan berwajah kemerahan duduk di samping saya.
“Anda siapa?”
“Dewa Bumi.”
“Anda suka melakukan hal apa di dunia manusia?”
“Mengikuti orang yang memiliki berkah.”
“Terhadap dunia roh, bagaimana pandangan anda?”
“Alam suci (menunjuk pada Alam Buddha) adalah arupa, Alam Langit (menunjuk pada Dewa-Dewi) bersih dan tenang, Alam Dewa Bumi banyak malapetaka dan berkah adalah karena alasan ini.”
Saya bertanya pada Dewa Bumi:
“Bagaimana dengan nasib tiap orang?”
“Semua nasib merupakan buah dari pembalasan sebab-akibat (karma), mengandung implikasi yang rumit, orang awam bisa saja tidak tahu, namun tidak dapat meninggalkan dua buah kata ‘sebab’ dan ‘akibat’, semuanya adalah suratan takdir, beribu ikatan jodoh yang sifatnya mengikat makhluk.”
“Yang kamu katakan memang tidak salah, namun bagaimana mengubah nasib?”
Saya lanjut bertanya:
“Memohon kepada Buddha?”
“Tidak pas, tidak boleh meminta pada Buddha.”
“Memohon kepada Dewa-Dewi (di Langit)?”
“Juga tidak pas.”
“Memohon pada Dewa Bumi?”
“Benar, malapetaka dan berkah yang banyak dapat mengubah nasib.”
“Bagaimana mengubahnya?”
“Menjapa mantra”
“Mantra yang mana?”
“Mantra Dewa Bumi.”
Pak tua itu membawa saya menaiki kereta rusa, terbang ke langit, hingga ke sebuah gunung. Di tengah gunung terdapat sebuah kota yang besar yang dikelilingi tembok emas yang megah. Di dalam kota besar tersebut, isinya seluruhnya adalah pak tua berambut putih berwajah kemerahan berjumlah di atas puluhan juta, dan semua pak tua berambut putih berwajah kemerahan ini, ada yang berlutut, ada yang terbang ke langit dan pergi.
“Ini negara apa?”
“Kota Dewa Bumi.”
“Dewa Bumi sibuk kenapa?”
“Membantu, mengubah nasib.”
Akhirnya, saya memahami suatu kebenaran. Mempelajari ke-Buddha-an, tentu saja dapat mengubah nasib. Mempelajari ke-dewa-an, juga dapat mengubah nasib. Akan tetapi, terus-menerus menjapa “Mantra Dewa Bumi”, dapat lebih cepat lagi dalam mengubah nasib.
Ingin mengubah nasib diri sendiri, maka genggamlah kunci dari perbuatan yang dapat mengubah takdir. Tentu saja, menapaki pintu Dharma yang manapun, membutuhkan suatu kondisi yang tepat, merupakan jodoh kecocokan.
Asalkan menjapa “Mantra Dewa Bumi” dengan setulus hati, sebanyak ribuan kali, puluhan ribu kali, bahkan jutaan kali, cahaya berkah Dewa Bumi menyinari sadhaka, maka dapat mengubah nasib. Ini adalah nyata adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar