Kamis, 19 September 2013

Kekekalan Sejati, Tidak Kekal, Tidak Tidak Kekal

 

Kekekalan Sejati

Tidak Kekal

Tidak Tidak Kekal

24 September 2011 Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

本期《六祖壇經》「頓漸品第八」經文:
僧志徹,江西人,本姓張,名行昌,少任俠。自南北分化,二宗主雖亡彼我,而徒侶競起愛憎。時北宗門人,自立 秀師為第六祖,而忌祖師傳衣為天下聞,乃囑行昌來刺師。師心通,預知其事,即置金十兩於座間。時夜暮,行昌 入祖室,將欲加害。師舒頸就之,行昌揮刃者三,悉無所損。師曰:「正劍不邪,邪劍不正。只負汝 金,不負汝命。」行昌驚仆,久而方蘇,求哀悔過,即願出家。師遂與金,言:「汝且去,恐徒眾翻害於汝。汝可 他日易形而來,吾當攝受。」行昌稟旨宵遁。後投僧出家,具戒精進。一日,憶師之言,遠來禮覲。師曰:「吾久 念汝,汝來何晚?」曰:「昨蒙和尚捨罪,今雖出家苦行,終難報德,其惟傳法度生乎?弟子常覽 《涅槃經》,未曉常無常義。乞和尚慈悲,略為解說。」師曰:「無常者,即佛性也。有常者,即一切善惡諸法分 別心也。」曰:「和尚所說,大違經文。」師曰: 「吾傳佛心印,安敢違於佛經?」曰:「經說佛性是常;和尚卻言無常。善惡之法乃至菩提心,皆是無常;和尚卻 言是常。此即相違,令學人轉加疑惑。」師曰:「《涅槃經》吾昔聽尼無盡藏讀誦一遍,便為講說,無一字一義不 合經文。乃至為汝,終無二說。」曰:「學人識量淺昧,願和尚委曲開示。」師曰:「汝知否?佛 性若常,更說什麼善惡諸法,乃至窮劫無有一人發菩提心者;故吾說無常,正是佛說真常之道也。又,一切諸法若 無常者,即物物皆有自性,容受生死,而真常性有不遍之處。故吾說常者,正是佛說真無常義。佛比為凡夫、外道 執於邪常,諸二乘人於常計無常,共成八倒,故於《涅槃》了義教中,破彼偏見,而顯說真常、真 樂、真我、真淨。汝今依言背義,以斷滅無常及確定死常,而錯解佛之圓妙最後微言。縱覽千遍,有何所益?」行 昌忽然大悟,說偈曰:「因守無常心,佛說有常性,不知方便者,猶春池拾礫。我今不施功,佛性而現前,非師相 授與,我亦無所得。」師曰:「汝今徹也,宜名志徹。」徹禮謝而退。師見諸宗難問咸起惡心,多集座下愍而謂曰 :「學道之人,一切善念惡念應當盡除。無名可名,名於自性,無二之性,是名實性。於實性上建立一切教門,言 下便須自見。」諸人聞說,總皆作禮,請事為師。
※ ※ ※

Sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada adinata hari ini Namo Bodhisattva Avalokitesvara. Pemimpin sadhana hari ini Acarya Lianzhu, Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, serta para umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya.

Kita masih mengulas SUTRA ZEN PATRIAK VI, kutipan Sutra kali ini sangat panjang, namun, poin pentingnya tidak banyak. Ada seorang bhiksu bernama Zhiche, orang Jiangxi, marga Zhang, bernama Xingchang, saat muda ia adalah seorang pendekar, seperti yang diceritakan di dalam Qixia Wuyi, Wuyi adalah Wushu, "Wushu Membuat Keributan di Ibukota", seperti Fan Jiangshu juga seorang pendekar; Zhanzhao di dalam kasus Hakim Bao juga seorang pendekar, ia adalah orang semacam ini. "自南北分化", terbagi menjadi 2 kubu: aliran selatan dan aliran utara, yaitu "南能北秀", selatan Huineng, utara Shenxiu. "二宗主雖亡彼我", kedua guru besar pun tahu, semua telah mencapai tingkatan anatman (tiada ego), namun, "而徒侶競起愛憎", dengan kata lain, murid tidak berpikiran seperti itu. Sesama guru saling mematikan ego, dengan kata lain, tidak ada wujud ego lagi, tidak akan saling menyerang satu sama lain; namun, anak murid dan cucu murid, semua saling membenci. Apa artinya? Gampang sekali, ada sebuah sajak seperti ini, "天下文章數三江,三江文章數我鄉,我鄉文章數舍弟,舍弟跟我學文章。", maksudnya, diri sendiri tetap nomor satu!

Ada "南能北秀", anak murid mereka menganggap aliran lain tidak baik, saling iri satu sama lain, di bawah langit, Buddhadharma saya paling hebat, orang lain sesat semua, hanya sayalah yang lurus, setiap aliran seperti itu, jadi, inilah fenomena dunia.

Pengikut aliran utara, tidak peduli Patriak V Hongren mewariskan jubah kepada siapa, mereka sendiri mengakui Guru Besar Shenxiu sebagai Patriak VI, pokoknya guru saya adalah Patriak VI, "而忌祖師傳衣為天下聞", tabu semua manusia tahu bahwa Patriak V mewariskan jubah pada Patriak VI Huineng. Sehingga, semuanya memilih Zhang Xingchang untuk membunuh Patriak VI, pokoknya setelah Patriak VI Huineng dibunuh, tinggal Guru Besar Shenxiu dari aliran utara, ia adalah number one.

Patriak VI memiliki daya gaib membaca pikiran orang lain, mengetahui kejadian ini, lantas menaruh 10 tael emas di tempat duduk-Nya. Senja hari, "行昌入祖室", Zhang Xingchang masuk ke kamar Patriak VI, mau mencelakainya, Patriak VI menjulurkan leher, "師舒頸就之" untuk dipenggal olehnya, Xingchang mengacungkan pedang dan memenggal 3 kali, tak disangka, Ia tidak terbunuh atau terpenggal, semuanya baik-baik saja. Patriak VI sangat hebat, Ia sepertinya sempat belajar kungfu Shaolin, memiliki Qigong, lehernya menjadi sangat keras, tidak terpenggal, "悉無所損。"

Patriak VI bersabda, "正劍不邪,邪劍不正", jika pedang baik, Ia tidak akan melakukan hal demikian; jika bukan pedang baik, Ia sendiri akan melakukan hal yang tidak baik. "只負汝金,不負汝命", Patriak VI tahu bahwa Patriak VI dalam kehidupan lampau pernah berutang 10 tael emas pada si pembunuh itu, namun, " tidak mencelakai jiwa Anda, jadi, jiwa saya juga tidak seharusnya melayang", sehingga menaruh 10 emas untuk menunjukkan, "Saya hanya berutang 10 tael emas, jadi, hari ini Anda datang membunuh saya, jiwa saya tidak seharusnya diberikan pada Anda, saya hanya berutang pada Anda 10 tael emas." Zhang Xingchang merasa tak terbayangkan, ia pun pingsan karena kaget, dan lama sekali baru siuman, kemudian ia "求哀悔過", mohon maaf! "Anda benar-benar hebat sekali, leher Anda tidak putus dipenggal", ia pun memohon menjadi bhiksu.

Patriak VI memberikannya 10 tael emas, "Bersembunyilah, karena Anda datang ke sini dan gagal membunuh saya, barangkali jika Anda kembali, orang lain akan mencelakai Anda. Anda boleh datang lagi lain hari dengan berganti penampilan, saya akan menerima Anda lagi. " "行昌稟旨宵遁", pada malam itu, setelah ia mendengar sabda Patriak VI, ia pun pergi, kemudian ia menjadi bhiksu, menerima sila lengkap. Suatu hari, "一日,憶師之言", setelah Zhang Xingchang menjadi bhiksu teringat kata-kata Patriak VI, ia datang lagi untuk mencari Patriak VI. Patriak VI berkata padanya, "吾久念汝,汝來何晚?" Saya sudah lama sangat merindukan Anda, mengapa Anda datang begitu telat. Xingchang berkata "昨蒙和尚捨罪", dengan kata lain, dulu Patriak VI tidak menghukumnya, hari ini menjadi bhiksu dan berlatih keras, "Walaupun hari ini melatih diri dengan menjadi bhiksu, namun tetap sulit membalas budi baik ini", tidak mampu membalas budi baik ini, "其惟傳法度生乎?哪裡可以去傳法度生呢?行昌常覽《涅槃經》,", ia sering membaca Sutra Parinirvana, tidak tahu arti dari "kekal" dan "tidak kekal", memohon Patriak VI berwelas asih menjelaskan garis besarnya.

Patriak VI bersabda, "無常者,即佛性也。有常者即一切善惡諸法分別心也。" Tidak kekal adalah Buddhata, kekal adalah hati yang membeda-bedakan semua Dharma kebajikan dan kejahatan. Xingchang berkata, "Patriak VI, yang sedang Anda katakan, bertentangan dengan Sutra Agama Buddha." Patriak VI bersabda, "Saya mewariskan corak hati Buddhadharma, mana berani bertentangan dengan Sutra Agama Buddha?" Xingchang berkata, di dalam Sutra Buddha dikatakan "Buddhata adalah kekal", Bhiksu malah mengatakan "tidak kekal"; semua Dharma kebajikan dan kejahatan bahkan Bodhicitta adalah "tidak kekal", Bhiksu malah mengatakan "kekal", ini justru bertentangan, membuat penekun makin bingung.

"Kekal" dan "tidak kekal", itulah yang tadi sempat dikatakan oleh Acarya Lianzhu, "Tidak sama dan tidak beda". "Tidak sama" adalah "tidak kekal", tidak sama, semua berubah-ubah, itulah tidak kekal. "Tidak beda", yaitu tidak ada perubahan, itulah "kekal", tidak pernah berubah.

Patriak VI bersabda, dulu saya mendengar Bhiksuni Wujincang, membaca sekali SUTRA PARINIRVANA, sehingga menjelaskan, "無一字一義不合經文,乃至為汝,終無二說", yang saya jelaskan pada Bhiksuni Wujincang dan pada Anda adalah sama. Xingchang berkata, "學人識量淺昩,願和尚委曲開示。" Ia tidak mengerti, semoga Patriak VI menjelaskan untuknya.

Patriak VI bersabda, "佛性若常,更說什麼善惡諸法,乃至窮劫無有一人發菩提心者;故吾說無常,正是佛說真常之道也。又,一切諸 法若無常者,即物物皆有自性,容受生死,而真常性有不遍之處。故吾說常者,正是佛說真無常義。佛比為凡夫、 外道執於邪常,諸二乘人於常計無常,共成八倒,故於《涅槃》了義教中,破彼偏見,而顯說真常、真樂、真我、 真淨。汝今依言背義,以斷滅無常及確定死常,而錯解佛之圓妙最後微言。縱覽千遍,有何所益?"

Setelah Xingchang mendengar kata-kata Patriak VI, ia tiba-tiba mencapai pencerahan agung, lalu mengucapkan sebuah gatha, "因守無常心,佛說有常性,不知方便者,猶春池拾礫。我今不施功,佛性而現前,非師相授與,我亦無 所得。"

Patriak VI bersabda, sekarang Anda telah mencapai pencerahan tuntas, maka nama Anda diganti menjadi Bhiksu Zhiche. Zhiche berterima kasih dan beranjak. Patriak VI melihat banyak aliran, banyak keraguan, "咸起惡心,多集座下愍而謂曰", banyak aliran dan banyak keraguan, malah di dalam keraguan akan timbul niat yang tidak baik, Ia sangat prihatin, Ia pun berkata, "學道之人,一切善念惡念應當盡除。無名可名,名於自性,無二之性,是名實性。於實性上,建立一切教門,言 下便須自見。" Orang-orang mendengar, semua bernamaskara dan berguru.

Tadi sempat disebutkan, setiap orang mau menjadi nomor satu, sehingga ada lurus, ada sesat, ada aliran sesat, diri sendiri adalah lurus, selainnya adalah sesat, semua adalah aliran sesat. Semua orang mau menjadi nomor satu, siapa tidak mau menjadi nomor satu? Karena, jika Anda tidak mau menjadi nomor satu, Anda tidak bisa menjadi manusia. Pada kelas biologi anak SD, guru sedang menjelaskan rahasia kehidupan, guru berkata, "Sekawanan besar sperma menyerbu sebuah telur, siapa yang berlari paling cepat, maka menyatu dengan telur, sehingga telur pun dibuahi, setelah hamil 9 bulan, manusia pun terlahir." Seketika, terdengar sorak-sorai di dalam kelas, semuanya memberikan selamat untuk diri sendiri, karena "kita adalah pemenang yang berlari paling cepat".

Demikianlah kita manusia, bersaing meraih juara satu, berlari menjadi nomor satu. Saya lurus, selebihnya aliran sesat. Anda jangan meremehkan pintu samping! Mahaguru masuk dari pintu utama, kalian masuk dari pintu samping, sama-sama masuk ke dalam ruangan ini, pintu samping juga pintu! Jadi, tadi Acarya Lianzhu mengatakan, Buddha adalah pintu utama, Bodhisattva adalah pintu samping, Sravaka dan Pratyeka adalah pintu belakang, namun, apakah hasilnya beda? Jangan meremehkan mereka, semua masuk ke dalam altar utama, sama-sama mencapai kebuddhaan. (Hadirin tepuk tangan)

Apakah jalan samping, apakah jalan utama, Mahaguru tadi saat datang masuk lewat jalan utama, yang pegang tongkat, duduk di kursi roda masuk lewat jalan kiri, itu jalan kanan, tengah adalah jalan utama, sama-sama tiba di sini! Jangan meremehkan pintu samping, pintu samping juga jalan, juga pintu. Oleh karena itu, kita jangan mengatakan siapa nomor satu, siapa nomor dua, pokoknya masuk ke sini, semua orang adalah nomor satu. Hari ini kita semua berjalan paling cepat. Maksud saya menjelaskan teori ini adalah, jangan meremehkan aliran lain, aliran lain juga jangan meremehkan kita. Kita tetap menjadi Buddha. (Hadirin tepuk tangan) Kalian menjadi Buddha kalian, tetap menjadi Buddha! Semua orang adalah nomor satu, pokoknya semua masuk ke sini, di mata saya tidak ada yang nomor 2, di mata saya, baik pria maupun wanita, baik tua maupun muda, dulunya berlari paling cepat, benar tidak menurut Anda!

Patriak VI mempunyai daya gaib, luar biasa, sungguh! Leher tidak bisa putus dipenggal. Anda lihat yang tusuk kerongkongan dari Vihara Shaolin, ujung pedang menusuk ke kerongkongan serta pedang didorong oleh beberapa orang, begitu ditusuk, pegangannya yang patah, lehernya masih utuh. Patriak VI memang memiliki kungfu, Ia memiliki Qigong, seketika berubah menjadi baja, begitu pedang memenggal, pedang langsung patah, Xingchang tentu saja tidak berdaya.

Patriak VI memiliki daya gaib, Ia memiliki daya gaib membaca pikiran orang lain, Ia tahu orang lain mau memenggal-Nya, Ia juga memiliki daya gaib mengetahui tumimbal lahir yang terdahulu, Ia tahu kehidupan lampaunya berutang pada Zhang Xingchang 10 tael emas, dalam kehidupan ini dikembalikan padanya. Kalian jangan meminjam uang pada saya, mengatakan kehidupan lampau berutang pada Anda, begitu saya lihat benar-benar berutang pada Anda, maka akan kembalikan pada Anda, saya tidak berutang pada Anda, Anda jangan meminta.

Bicara tentang daya gaib, kali ini saya pergi ke Panama, Lama Lianyan memberitahu saya, beberapa Lama juga mendengar; Lama Lianyan mengatakan Mahaguru memiliki daya gaib, ia membawa seseorang datang menemui saya, bernama Nona Zhang Ruijuan, Nona Zhang terus-menerus bersujud pada saya. Saya bertanya, apa yang sedang Anda lakukan? Ia mengucapkan terima kasih pada saya atas budi saya menyelamatkan nyawanya. Saya berkata, "Saya kapan pernah menyelamatkan Anda, Anda jangan salah mengenali orang lain." Alhasil, Lama Lianyan berkata pada saya, suatu kali saya ke Diamond True Buddha Temple, New York, saat mau berceramah Dharma, Lama Lianyan di samping melihat mata saya ada benda, ia pun memberikan selembar tisu pada saya, menyuruh saya menyeka mata, setelah menyeka, saya pun serahkan pada Lama. Lama tadinya mau membuang tisu ini, tiba-tiba ia mengutipnya lagi, ditaruh di saku bajunya, ia tidak buang. Lama kembali ke Chang Hung Temple, Panama, Nona Zhang berlutut memohon padanya, "Mata saya telah buta bertahun-tahun, mohon Lama menolong saya. Bhiksu mempunyai sedikit kemampuan, mohon Lama menolong saya! Lama! Anda telah menjadi bhiksu, sangat dekat dengan Buddha, Anda pasti bisa menyelamatkan saya." Karena tisu bekas menyeka mata Mahaguru ada di tempat Lama, "Anda ambil dan sekalah, lihat apakah bisa sembuh atau tidak." Begitu seka, aneh! Saya sendiri juga heran, mengapa mata Nona Zhang terbuka lantas bisa melihat lagi? Kali ini pergi ke Chang Hung Temple, Panama, Nona Zhang datang berterima kasih, matanya bisa melihat lagi, karena tisu bekas Mahaguru menyeka mata, diserahkan pada Lama Lianyan, Lama kembali ke Chang Hung Temple, lantas mengatakan, Anda seka saja, begitu ia seka, matanya benar-benar melihat kembali. Benar-benar aneh, ini sangat menakjubkan, boleh dianggap daya gaib! Mahaguru juga punya sedikit.

Setelah Zhang Xingchang menjadi bhiksu, kembali lagi ke sisi Patriak VI, ia pun berkata, setelah ia menjadi bhiksu, ia membaca SUTRA PARINIRVANA, ada "kekal" dan "tidak kekal", keduanya memiliki arti yang berbeda. Apa yang dimaksud "kekal"? TIdak berubah, tidak goyah, tidak rusak, disebut "kekal", yakni selamanya seperti itu. Di dalam Kitab Sutra dikatakan, "Kekal" adalah Tathata, selamanya tidak rusak dan tidak berubah; yang namanya "tidak kekal", semua orang tahu, setiap hari sedang berubah. Sel Anda setiap hari mati beberapa, akhirnya suatu hari semua sel mati, manusia pun mati.

Wajah manusia bisa berubah, saat kecil, telanjang, perlahan-lahan BABY mulai tumbuh besar, berubah menjadi remaja. Bayi kemudian remaja, kemudian? Muda, kemudian setengah baya, kemudian usia prima, lanjut usia, meninggal dunia. Setiap periode berbeda-beda. Oleh karena itu, paspor kita harus selalu ditukar, karena perubahannya terlalu besar. Hari ini Anda bawa foto anak-anak ke kantor imigrasi untuk memohon paspor, tidak boleh, ini adalah foto BABY. Atau menggunakan foto zaman SD, beda dengan foto Anda sekarang! Semua sedang berubah, inilah tidak kekal; hari ini masih hidup, besok terkena stroke, sakit jantung kambuh di atas tempat tidur, ini adalah tidak kekal. Lahir, sakit, tua, mati, semua adalah tidak kekal, oleh karena itu saya sering mengatakan, saat saya masih muda menjadi seorang murid, guru berkata, "Anak-anak adalah tuan rumah negara di masa yang akan datang", kita merayakan hari anak-anak. Selanjutnya adalah hari pemuda, pemuda adalah pilar negara. Selanjutnya, menjadi orang tua, hari ayah; selanjutnya, cepat sekali, Mahaguru hanya merayakan hari Qingming. Lain kali, saat Hari Qingming, semua orang teringat Mahaguru, cari saya di rumah abu Mahapadminiloka! Inilah tidak kekal.

Di dalam SUTRA PARINIRVANA dikatakan, kekal adalah Buddhata, tidak kekal adalah perubahan hati terhadap semua Dharma kebajikan dan kejahatan. Apakah hati yang membeda-bedakan itu? Datangnya seorang wanita seksi, semua orang membelalakkan mata melihatnya, semua orang bicara lebih banyak padanya, "Dari mana?", "Marga apa?" "Anda sangat cantik"; datanglah seorang nenek, bicara padanya, ia bisa "menurunkan hujan buatan", bisa tersemprot, cepat menghindar. Nenek berkata, "Dulu saya juga pernah cantik", dulu nenek juga menjadi incaran para pria, akhirnya terkejar, sekarang sudah menjadi nenek-nenek. Tentu saja, ini adalah tidak kekal, perubahan dari anicca!

Apa itu "tidak kekal", yaitu perbedaan antara baik dan jahat. Oleh karena itu, Patriak VI bersabda, tidak kekal adalah Buddhata ! "Kekal" adalah hati yang membeda-bedakan semua Dharma baik dan jahat. Xingchang mengatakan beda dengan yang dikatakan kitab Buddha, kekal dan tidak kekal mengapa bisa dijelaskan terbalik, kekal adalah Tathata, Tathata itu tidak berubah baru disebut "kekal"! Tidak kekal itu berubah-ubah, mengapa Anda mengatakan "tidak kekal" adalah Buddhata! Mengatakan "kekal" adalah hati yang membedakan antara baik dan jahat. Berikut penjelasan jika berdiri pada posisi kebenaran pertama dari Patriak VI, Sang Buddha di dalam kitab Sutra mengatakan, karena para insan melekat, Ia baru mengatakan apa itu tidak kekal, yaitu berubah-ubah, Buddhata adalah kekal, semua perubahan adalah tidak kekal. Patriak Vi menjelaskan secara terbalik, "Tidak kekal adalah Buddhata, kekal adalah hati yang membeda-bedakan baik dan jahat."

Saya menceritakan sebuah cerita lucu, kita coba dengarkan mungkin bisa dimengerti. Suatu kali, seorang rekan wanita sedang di toilet, ada seseorang telepon mencarinya, Nona Liu di kantor pun memberitahu si penelepon, "Teman yang Anda cari sedang "fangbian" (buang air), sehingga sekarang tidak "fangbian" (leluasa), jika teman Anda sudah "fangbian" (leluasa), bagaimana kalau ia akan telepon pada Anda?" Si penelepon bertanya, "Sebenarnya sekarang fangbian (leluasa) atau tidak fangbian (leluasa)?" Xiaoliu dengan sabar menjawab, "Ia sedang "fangbian" (buang air), sekarang memang tidak fangbian (leluasa), tunggu dia habis "fangbian" (buang air), dia pun sudah fangbian (leluasa)." Mengerti? Apa itu "kekal", apa itu "tidak kekal".
"Fangbian" dalam Bahasa Mandarin berarti buang air, saat "fangbian" (buang air) sebenarnya juga tidak fangbian (leluasa), "tidak fangbian" juga berarti fangbian. Menurut teori ini, di dalam Sutra Buddha ada sebuah pepatah yang sangat bagus, apa itu "seakan-akan tidak bergerak", orang ini memiliki ketrampilan samadhi yang sangat bagus, "seakan-akan tidak bergerak", sebenarnya sedang goyah, tetap tidak kekal. Mengapa "kekal" itu "tidak kekal"? Apa arti dari seakan-akan tidak bergerak -- seperti tidak sedang bergerak, seakan-akan itu berarti seperti, seperti tidak bergerak, sebenarnya masih bergerak!

Jadi, benda angkasa di alam semesta sedang bergerak, benda angkasa kita manusia juga sedang bergerak, hanya saja Anda sedikit sekali bergerak, saat sangat sedikit, sedikit sampai seakan-akan tidak bergerak, saat ini disebut samadhi, disebut seakan-akan tidak bergerak. "Seakan-akan" itu adalah seperti, seperti tidak bergerak, itulah samadhi, tetap bergerak. Oleh karena itu, kekal juga berarti tidak kekal, tidak kekal juga berarti kekal. Menurut saya, inilah kekekalan sejati, kekekalan yang sebenarnya. Untuk menjelaskan sabda Patriak VI, tidak dapat dijelaskan, kalian baca juga tidak mengerti, apaan kekal dan tidak kekal, bolak balik di sana, satu mengatakan kekal, satu mengatakan tidak kekal, Patriak VI menjelaskannya secara terbalik, tidak kekal itu barulah Buddhata, kekal itu perbedaan baik dan buruk.

Saya jelaskan paling sederhana, kekal adalah tidak kekal, tidak kekal adalah kekal, sebenarnya semua tidak kekal. Setelah Anda mendengar, kekal adalah tidak kekal, tidak kekal adalah kekal, kekal adalah kekekalan sejati, kekekalan sejati adalah tidak kekal, saya jelaskan lebih cepat, lebih jelas daripada penjelasan Patriak VI, yang disabdakan Patriak VI, kalian belum tentu mengerti.

Oleh karena itu, kadang-kadang kita bisa salah paham dengan sabda Patriak VI. Disalahpaham. Ada seorang ibu bertanya pada putri kecilnya, "Yessi! Baguskah penampilanmu di gereja hari ini?" Putri kecil berkata, "Tentu saja, saat seorang paham menyodorkan sepiring uang di hadapan saya, saya berkata, "Saya tidak mau, terima kasih." Penampilannya sangat bagus, di dalam gereja sehabis kotbah, akan dibawa sebuah piring, atau sebuah mangkuk, supaya kita lempar uang ke dalamnya, disodorkan ke hadapanmu, kamu harus lempar uang, ia mengatakan saya tidak mau, terima kasih, dikiranya penampilannya sangat baik, ia telah salah paham arti dari persembahan di gereja, kamu justru diminta untuk melempar uang ke dalamnya, bukan untuk mengambil uang, ini adalah salah paham.

Hari ini membaca SUTRA ALTAR PATRIAK VI, tidak mudah, kalian bisa saja salah paham membacanya. Seperti Xingchang, ia membaca SUTRA PARINIRVANA, kekal dan tidak kekal, ia tidak mampu memahaminya, Patriak VI menjelaskan padanya, "Jika Buddhata itu kekal, buat apa lagi menjelaskan Dharma kebajikan dan kejahatan, yang menyebabkan selama berkalpa-kalpa tak terhingga, tidak ada seorang pun yang membangkitkan Bodhicitta", menjelaskan panjang lebar, yang saya katakan, kekal adalah tidak kekal, tidak kekal adalah kekal, ini disebut kekekalan sejati, kekekalan sejati adalah tidak kekal, sesederhana inilah. Sebenarnya, demikianlah kebenaran pertama.

Tadi saya sempat menyebutkan tentang pintu samping. Kalian memohon pada Buddha Bodhisattva, sebenarnya tidak perlu memohon, justru harus memohon pada diri sendiri, diri sendiri lebih dulu dikukuhkan, ini paling penting. Mengapa demikian? Ada seorang wanita memohon pada Buddha, "Mohon Buddha melindungi saya agar berat badan saya cepat turun." Mahaguru juga mempunyai fu menurunkan berat badan, jika kalian mau, juga boleh diminum, fu menurunkan berat badan saya sangat manjur, jika saya berikan pada kalian untuk diminum, kalian harus kurangi makan karbohidrat, kurangi makan gula, kurangi makan makanan berminyak, ketiga makanan ini Anda harus kurangi, dijamin Anda sukses menurunkan berat badan. Saya memiliki fu menurunkan berat badan, namun, perlu ketiga syarat ini, kalian pasti sukses menurunkan berat badan.

Wanita ini sangat gemuk, memohon Buddha "melindungi saya agar cepat menurunkan berat badan!" Buddha pun berkata padanya, "Saya mana ada Dharmabala sebesar itu?" Si wanita berkata pada Buddha, "Jangan berkata seperti itu! Jika saya telah sukses menurunkan berat badan, saya akan berterimakasih pada Anda, akan memberikan persembahan pada Anda, akan menyembah Anda." Buddha pun berkata padanya, "Saya benar-benar tidak sanggup, Anda lihat saya diri saya sendiri." Ia memohon pada Buddha Maitreya versi China, Anda memohon pada Maitreya untuk menurunkan berat badan, apa tidak salah, Ia sendiri pun segemuk itu.

Oleh karena itu, jangan memohon pada orang lain, Anda lebih dulu mengukuhkan diri sendiri, lebih baik memohon pada diri sendiri daripada orang lain. Menurut Anda, Buddha Amitabha japa apa, Ia juga sedang menjapa "Amitabha", lebih baik memohon pada diri sendiri daripada orang lain. Bodhisattva Avalokitesvara menjapa apa, Ia menjapa "OM MANI PADME HUM", yang dijapa adalah mantra sendiri, memohon pada diri sendiri lebih baik daripada orang lain. Kita melatih diri juga sama, jangan memohon pada orang lain, sebenarnya, kita harus membenahi dulu diri sendiri, sikap kita harus diperbaiki, hati kita harus diperbaiki, semua pikiran kita harus diperbaiki, inilah melatih diri. "Mahaguru bantu saya melatih diri", siapa yang melatih diri, dialah yang mendapatkan hasilnya, kita melatih diri kita sendiri, tidak ada orang yang mampu menanggung karma kita. Selalu mengatakan menanggung karma, tentu saja ada, namun, setiap kali sakit justru mengatakan "saya sedang menanggung karma orang lain", mana ada menanggung karma sebanyak itu, lain kali jangan menanggung karma orang lain lagi.

Berobat ke dokter juga sangat penting! Ada seorang dokter berkata pada JOHN, "Jangan kuatir, saat saya kecil juga pernah terkena penyakit ini, sekarang bukankah saya masih baik-baik saja?" JOHN berkata pada dokter, "Maaf, bolehkah merekomendasi dokter saat Anda kecil pada saya?" Berobat ke dokter juga harus berobat yang benar, berguru juga harus berguru pada yang benar, si guru harus memiliki Dharma, si guru tidak memiliki Dharma, Anda mencari seorang yang tidak mempunyai Dharma untuk memohon Dharma padanya, itu tidak benar. Mahaguru memiliki banyak Dharma, cari saya sudah benar.

Patriak VI berkata, "Semua pikiran positif maupun negatif dari penekun Dao seharusnya disingkirkan", ini aneh sekali, mengapa pikiran positif juga harus disingkirkan? Karena pikiran positif naik ke surga, Anda melakukan kebajikan akan naik ke surga, melakukan perbuatan jahat akan turun ke neraka. Penekun Dao, Anda melakukan kebajikan dan langsung dilupakan, perbuatan jahat harus disingkirkan semua. Anda memang diminta melakukan pebuatan baik, namun, setelah berbuat baik, Anda harus langsung melupakannya, Anda jangan selalu melekat saya sedang melakukan kebajikan, dengan demikian Anda pun naik ke surga, Anda tidak dapat mencapai kebuddhaan.

Di dalam kebenaran pertama yang sejati, pikiran positif maupun negatif harus disingkirkan. Anda membangkitkan Bodhicitta adalah perbuatan tiada pamrih, membangkitkan Bodhicitta bukan demi apa-apa, dulu sewaktu Patriak VI mendengarnya, di dalam SUTRA VAJRA dikatakan, "membangkitkan Bodhicitta tanpa kemelekatan", Patriak VI justru menjelaskan ini. Pikiran positif -- Anda harus melakukan kebajikan tanpa melekat, Anda membangkitkan Bodhicitta bukan demi apa-apa, saat ini Anda baru dapat benar-benar berhasil, mencapai tingkat Buddha Bodhisattva. Jika Anda membangkitkan Bodhicitta dan melekat pada Bodhicitta tersebut, Anda hanya dapat mencapai surga ke-28, yang satu ini adalah kebenaran pertama yang dikatakan Sang Buddha, satu poin penting yang disabdakan Patriak VI, pikiran positif maupun negatif seharusnya disingkirkan, tidak ada nama yang bisa diuntungkan. Mahaguru adalah Buddha Padma Prabha, Buddha Padma Prabha karena bukan Buddha Padma Prabha, barulah disebut Buddha Padma Prabha; bukan karena diri sendiri adalah Buddha Padma Prabha, saat ini barulah Buddha Padma Prabha; selalu mengira diri sendiri adalah Buddha Padma Prabha, maka Anda pun bukan Buddha Padma Prabha. PIkiran positif maupun negatif harus disingkirkan, di sinilah alasannya. Tidak ada nama yang bisa dinamakan, dinamakan jati diri; sifat tiada dua, dinamakan sifat sejati, di sinilah alasannya. Jangan mengira diri sendiri adalah Buddha Padma Prabha, saat ini Anda barulah Buddha Padma Prabha; Anda selalu mengira diri sendiri adalah Buddha Padma Prabha, itu bukan Buddha Padma Prabha, ini barulah sifat sejati.

"於實性上,建立一切教門", membangun semua Buddhadharma pada sifat sejati, "言下便須自見", sudahkah Anda sendiri melihat Buddhata sendiri? Dengan demikian, kira-kira sudah lebih dimengerti.

Masih ada lagi butir ketiga, butir ketiga ini besok baru dijelaskan! Oleh karena itu, semua orang mendengar sabda Patriak VI, "總皆作禮", sangat menghormati Patriak VI Huineng. Hari ini saya menyampaikan pengertian saya sendiri tentang sabda Patriak VI pada Anda semua, atau kalian akan bingung membaca kutipan Sutra, walaupun Anda disuruh baca pun, tetap tidak mengerti, saya menjelaskan seperti ini, kalian pun mengerti. (Hadirin tepuk tangan)

Tadi, yang dikatakan Acarya Lianzhu, apa itu nidana terlahir, apa itu nidana musnah, "tidak kekal"! "Kekal"! "Kekekalan sejati"! Kemudian ada "pandangan sunya", "pandangan palsu", "pandangan tengah", juga menjelaskan tentang "prajna", yang terpenting adalah "tidak sama dan tidak beda", "tidak sama" adalah "tidak kekal", "tidak beda" adalah "kekal". Buddhadharma sejati, "tidak sama juga tidak beda", tidak ada yang namanya kekal dan tidak kekal, tidak sama juga tidak beda. Teori ini adalah prajna. Kalau begitu, pandangan sunya, itu tidak benar, pandangan palsu, juga tidak benar, pandangan tengah jika didalami lagi adalah prajna. Karena, nidana terlahir dan nidana musnah adalah tidak kekal, tidak kekal adalah Buddhata, itulah yang dikatakan Patriak VI.
Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar: