Sutra Dharani Materai Kotak Sarira Seluruh Tubuh Rahasia Hati Semua Buddha
Taisho Tripitaka no. 1022 A & 1023
Demikianlah yang telah kudengar,
Sang Buddha sedang berdiam di Kolam Kegemilangan Berharga di Taman Tanpa Kekotoran, Negeri Magadha. Ia dikelilinggi oleh kumpulan tak terhitung para Bodhisatva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, Manusia dan bukan manusia.
Pada saat itu hadirlah seorang brahmana mulia dalam kumpulan itu yang bernama Tanpa Kekotoran dan Cahaya mendalam. Ia merupakan seorang yg bijaksana dengan pengetahuan yang medalam. Semua orang senang berjumpa dengannya. Ia berlindung kepada tiga permata dan senantiasa melaksanakan sepuluh tindakan bajik. Hatinya selalu diliputi belas kasih dan bijaksana. Ia selalu berharap agar semua mahkluk berada dalam keadaan yg sejahtera serta berlimpahan.
Brahmana yg bernama Tanpa Kekotoran dan Cahaya Mendalam itu berdiri dari tempat duduknya. Ia berjalan mendekati Sang Buddha serta mengelilingi tujuh kali. Dipersembahkanya banyak bunga serta dupa kepada Buddha. Ia meletakkan jubah-jubah dan perhiasan yg sangat berharga di hadapan Buddha.
Ditundukan kepalanya sebagai tanda hormat ke kaki Sang Buddha, lalu berdiri di satu sisi seraya berkata, "Kami mengundang yang di Junjung Dunia dan siapa saja yang hadir ditempat ini untuk bersama-sama menerima persembahan di tempat kediamanku besok pagi." Buddha menerima undangan itu.
Sang Brahmana memahami bahwa Buddha menerima undangannya. Dengan segera ia kembali ke tempat kediamannya serta mempersiapkan seratus makanan dan minuman lezat malam itu. Dibersihkanya seluruh gedung dan ruangan, serta digantungkanya banyak panji-panji. Pagi berikutnya, ia membawa serta keluarganya sambil membawa dupa dan bunga. Para pemain musik turut serta dalam rombongan tersebut. Mereka menghadap Buddha dan berkata,"Telah tiba waktunya, silahkan datang ke tempat kediamanku."
Buddha menyetujui apa yang dikatakan Brahma Tanpa Kekotoran dan Cahaya Mendalam itu. Beliau mengumumkan pada semua yang hadir ditempat itu, "Kalian semua hendaknya pergi ke rumah brahmana ini guna menerima persembahan sehingga ia dapat memperoleh pahala kebajikan besar." Kemudian Buddha berdiri dari tempat duduknya dan bersamaan dengan itu memancarlah cahaya aneka warna. Semua orang yang menyaksikan ikut bangkit berdiri dan mulai berjalan bersama-sama.
Selanjutnya, sang Brahmana beserta keluarganya berjalan sambil membawa dupa serta bunga, demikian pula dengan naga surgawi, delapan kelompok mahkluk hidup dan empat maharaja langit. Mereka berjalan didepan menjadi pembuka serta penunjuk jalan bagi Buddha.
Tidak berapa lama Buddha berjalan, tibalah Ia di sebuah taman yang bernama "Kaya"
Disana terdapat stupa tua yang rusak dan ditumbuhi oleh alang-alang dan rumput. Stupa itu terkubur dalam tumpukan ubin serta bebatuan. Ia tampak bagaikan seonggok rumput. Buddha berjalan menuju stupa tersebut, yang memancarkan sinar gilang gemilang. Terdengarlah suara pujian dari gundukan Lumpur itu : "Bagus sekali, bagus sekali, dan engkau, wahai brahmana, akan menerima pahala dan kebajikan luar biasa." Kemudian Buddha menghaturkan penghormatan kepada stupa itu dan berjalan mengelilingi searah jarum jam.
Buddha mengambil jubahnya dan meletakkannya diatas gundukan lumpur tersebut. Ia menitikkan air mata dengan derasnya. Setelah menangis Buddha tersenyum kembali. Pada saat itu, para Buddha dari sepuluh penjuru menyaksikan peristiwa tersebut dan meneteskan air mata pula. Mereka memancarkan sinar terang pada stupa ini. Semua orang yang melihatnya menjadi gemetar dan bingung. Bodhisatva Vajrapani juga menitikkan air mata pada kesempatan itu. Ia berjalan kehadapan Buddha dengan sikap hormat sambil membawa vajranya dan bertanya :
"Mengapa cahaya yang dipancarkanNya begitu gemilang ? mengapa Engkau menangis ?
Para Buddha dari sepuluh penjuru nenampakan diri dengan cemerlang yang sama. Kami berharap Tathagata menjawab pertanyaanku dihadapan semua yang hadir ditempat ini."
Sang Bhagavan memberitahu Vajrapani,"Tak terhingga Dharma Materi Rahasia Dharani Hati terdapat dalam stupa Kumpulan Sarira seluruh tubuh Buddha ini. Stupa ini benar-benar dipenuhi olehNya tanpa ada celah sedikitpun, sebanyak biji wijen dengan ratusan dan ribuan koti tubuh Buddha, yang banyaknya juga bagaikan biji wijen. Ratusan dan ribuan koti kumpulan sarira seluruh tubuh Buddha, bahkan 84.000 dharma bersemayam dalam stupa ini."
Selain itu, tak terhingga sarira yang berbentuk seperti kepala Buddha terdapat di dalamnya. Hingga musabab yang luar biasa inilah, tidak peduli di mana pun stupa ini berada, ia memiliki daya spiritual yang luar biasa. Pahala kebajikanya sanggup mengabulkan seluruh dambaan duniawi.
Kemudian hadirin mendengarkan apa yang baru saja dibabarkan Buddha tersebut. Mereka menghapuskan segenap kekotoran batin dan begitu pula dengan seluruh kekwatiran dalam diri masing-masing. Mereka merealisasi mata dharma nan murni serta memperoleh buah hasil sesuai dengan kondisi spiritual dan timbunan pahala kebajikan mereka yang beraneka ragam. Beberapa orang mencapai tingkatan Sakadagami, Shrotapanna, Anagami, Arahat, Pratyeka Buddha, Bodhisatva, Avaivartas, serta kebijaksanaan Sarvajnana. Selanjutnya ada juga mencapai tingkatan bodhisatva pertama, kedua, hingga kesepuluh. Beberapa diantara mereka menyempurnakan enam paramitha. Sang Brahmana sendiri menghapuskan kekotoran batinnya dengan merealisasi lima penembusan spiritual.
Ketika Bodhisatva Vajrapani menyaksikan hal yang ajaib ini, ia bertanya pada Buddha, "bagus sekali, sungguh ajaib. Kami memperoleh pahala kebajikan luar biasa setelah mendengarnya. Jika kami mendengarkan ajaran kebenaran segenap hati menyakininya, berapa besarkah jasa serta pahala kebajikan yang kami peroleh ?"
Buddha berkata, " Dengarlah wahai Vajrapani, jika ada pria atau wanita serta empat kelompok siswaKU yang memiliki keyakinan dimasa mendatang menuliskan sutra ini, maka tindakannya itu dapat disamakan dengan menyalin seluruh sutra yang dibabarkan sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha, semua Buddha akan menjaganya laksana melindungi matanya sendiri, atau bagaikan seorang ibu yang merawat anaknya. Apabila seseorang membaca sutra ini, maka tindakan itu dapat disepadankan dengan membaca semua sutra yang dibabarkan para Buddha di masa lampau, sekarang dan mendatang. Oleh kerena itulah, sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha, yang tercerahi, sebanyak biji wijen hadir semuanya tanpa celah sedikitpun. Mereka menampakan diri guna melimpahkan berkah baik siang maupun malam pada ini. Semua Buddha yang jumlahnya bagaikan butiran pasir disungai gangga akan hadir, kendati para Buddha yang telah hadir sebelumnya masih belum meninggalkan tempat tersebut. Mereka datang bergiliran bagaikan pasir yang bergerak memutar dalam putaran air. Mereka datang tanpa henti, jika seseorang mempersembahkan bunga, jubah indah serta perhiasan, yang elok dipandang pada sutra ini, maka seluruh persembahan itu akan berubah menjadi bunga-bunga surgawi, sedangkan jubah serta perhiasannya akan menjadi benda-benda yang terbuat dari tujuh jenis permata dihadapan sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha dari sepuluh penjuru tersebut. Benda-benda ini akan berlipat ganda sehingga setinggi gunung sameru guna dipersembahkan. Benih kebajikan yang mereka tanam sungguhlah besar."
Pada saat itu, para naga surgawi, delapan kelompok makhluk baik manusia dan bukan manusia mendengar mengenai hal ini. Mereka merasa keheranan dan berkata satu sama lain, " Begitu gundukan lumpur terbengkalai ini. Ia telah berubah wujud secara spiritual karena berkah para Buddha."
Vajrapani bertanya pada Buddha kembali, "Yang di Junjung Dunia, mengapa stupa tujuh permata ini menjadi gundukan lumpur sekarang ?"
Buddha berkata kepada Vajrapani, "Ini bukanlah gundukan lumpur sama sekali. Ia merupakan stupa agung dan ajaib. Stupa ini tidak terlihat keagunganya karena pengaruh karma buruk orang yang melihatnya. Stupa itu tak terlihat tetapi keseluruhan tubuh Buddha yang tersimpan didalamnya tidaklah rusak, bagaimana mungkin tubuh vajra seorang Buddha dapat dihancurkan ?
Setelah aku parinirvana, pada jaman kemerosotan dan kekacauan, umat manusia akan melakukan tindakan-tindakan jahat, mereka akan terjerumus ke neraka. Mereka tidak menyakini tiga permata, mereka tidak menanamkan benih kebajikan, Buddha Dharma akan lenyap karenanya. Tetapi stupa yang kuat dan kokoh ini tidak akan hancur karena berkat kekuatan spiritual semua Buddha. Para mahkluk yang diliputi pandangan salah diselubungi oleh karma buruk. Mereka menyia-yiakan permata berharga dan tidak tahu bagaimana memanfaatkannya, itulah yang menyebabkan aku menangis hari ini dan begitu pula dengan semua Buddha lainnya."
Buddha memberitahu lebih jauh kepada Vajrapani, "Jika ada yang menyalin sutra ini, dan meletakannya ke dalam stupa, maka stupa itu akan berubah menjadi stupa gudang vajra semua Buddha. Ia juga merupakan stupa Berkah Rahasia Hati Dharani Semua Buddha. Ia merupakan stupa sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha. Ia juga merupakan stupa Puncak Mahkota Usnisha dan Mata Semua Buddha."
Sutra ini akan dilindungi oleh kekuatan spiritual semua Buddha. Apabila ada orang yang meletakan sutra ini ke dalam stupa atau patung Buddha, patung itu akan menjadi terbuat dari tujuh permata, serta memiliki daya kekuatan sehingga dapat mengabulkan segenap dambaan. Payung, tirai, jala, roda, piring, genta, alas dan anak tangga berharga akan tercipta dengan kekuatan berkah spiritual tersebut. Benda-benda yang terbuat dari lumpur, kayu, batu, atau bata akan berubah menjadi tujuh permata berharga karena kekuatan sutra ini. Semua Buddha akan menambahkan daya kekuatannya dan tanpa henti memberkahi sutra ini dengan sabda-sabda murni.
Jika ada orang yang menghaturkan hormat dihadapan stupa ini serta mempersembahkan dupa serta bunga, kesalahan berat selama delapan juta kalpa akan dihapuskan. Ia akan terhindar dari segenap bencana dalam kehidupanya. Ia akan terlahir dikeluarga buddhis setelah wafat. Apabila ada orang yang seharusnya terjerumus kedalam neraka avici, namun menghaturkan penghormatan pada stupa ini walau sekali saja atau berjalan mengelilinggi searah jarum jam, maka gerbang neraka akan tertutup baginya dan jalan menuju bodhi (pencerahan) akan terbuka lebar.
Semua Buddha akan menberkahi dengan kekuatan spiritualnya tempat-tempat dimana terdapat stupa-stupa atau gambar Buddha (semacam itu). Tidak ada angin topan, badai dan halilintar yang membahayakan akan menimpa. Tidak ada ular berbisa, cacing berbahaya, serta hewan beracun lainya akan dapat melukai. Tidak ada singa, gajah gila, harimau, srigala, dan lebah liar akan membahayakan orang yang hidup disana. Tidak ada kepanikan yang disebabkan oleh makhluk halus, yaksa, raksasa, buta, nakhunshe, zheli, makhluk-makluk menakutkan atau penyakit ayan. Tidak akan ada penyakit baik karena serangan hawa dingin atau panas, tidak pula terjangkit penyakit lilou, tanzhu, borok, atau scabies. Seseorang akan terhindar dari bencana hanya dengan semata mata memandang pada stupa itu.
Tidak ada wabah penyakit yang akan menimpa orang, kuda, hewan, anak laki-laki dan perempuan. Mereka tidak akan mengalami kematian tidak wajar, mereka tidak akan terluka oleh senjata tajam, air, maupun api. Mereka tidak akan menderita karena kelaparan atau kemiskinan. Tidak ada serangan gaib dan makhluk halus jahat serta mengerikan sanggup mencelakakan mereka.
Empat Maharaja Langit beserta pengikutnya akan melindungi mereka, para jendral yaksa dari ke dua puluh delapan divisi beserta matahari, bulan, panji lima bintang, dan bintang-bintang berekor akan melindungi mereka siang dan malam. Seluruh naga surgawi akan mengumpulkan uap air sehingga hujan dapat turun tepat pada waktunya.
Seluruh makhluk surgawi termasuk dari surga Trayastimsha akan datang tiga kali guna menghaturkan persembahan. Seluruh makhluk surgawi akan hadir tiga kali demi melantunkan pujian, mengelilingi serta menghaturkan sembah sujud bagi tempat tersebut. Maharaja Sakra beserta gadis-gadis surgawi akan turun menghaturkan persembahan tiga kali baik siang maupun malam. Tempat ini diberkahi oleh semua Buddha. Stupa ini memiliki kemuliaan seperti itu karena terdapat sutra didalamnya.
Jika ada orang mendirikan stupa ini dengan tanah liat, batu, kayu, emas, perak, tembaga atau timah hitam, lalu menuliskan dharani ini serta meletakannya didalam, stupa tersebut akan berubah menjadi tujuh permata mulia begitu dharani ini diletankan didalamnya. Anak tangga, piring, payung, tirai, genta, dan roda semuanya berubah menjadi tujuh permata mulia. Tubuh-tubuh Buddha yang berada di empat penjuru stupa ini akan melimpahkan perlindungannya baik siang maupun malam karena kekuatan Dharma.
Stupa tujuh permata dengan sarira seluruh tubuh yang ajaib dan berharga akan bertumbuh dengan kekuatan dharani ini hingga tingginya mencapai surga Akanistha. Seluruh makhluk surgawi akan menghaturkan penghormatannya, melindungi, serta memberikan persembahan pada stupa ini, baik siang maupun malam, saat tingginya mencapai alam surga.
Vajrapani berkata," kami mengharap agar Buddha berbelas kasih pada kami dan sudi mengucapkan dharani tersebut."
Buddha berkata, "Dengarkan dan hafalkan, jangan sampai lupa. Perwujudan gemilang tubuh semua Buddha dari jaman sekarang dan akan datang beserta sarira seluruh tubuh Buddha masa lampau terdapat dalam dharani materai kotak ini. Selain itu, ketiga tubuh Buddha juga berada didalamnya." Kemudian Buddha melafalkan dharani itu :
Namas-trya-dhvikãnãm sarva tathãgatãnãm
Om bhuvi-bhavana vare va-care vaca-te
Culu-culu dhara-dhara
Sarva tathãgata dhãtu dhare padmãm bhavati
Jaya vare mucule smara
Tathãgata dharmma cakra pra-vartana
Vajre bodhi-manda alankãra alankrte
Sarva tathãgata-adhisthite
Bodhaya-bodhaya bodhi-bodhi buddhya-buddhya
Sambodhani-sambodhaya cala-cala-calantu
Sarva-ãvaranãni sarva pãpa vigate huru-huru
Sarva soka vigate
Sarva tathãgata hrdaya
Vajrini sambhara-sambhara
Sarva tathãgata guhya dhãrani mudre buddhe-subuddhe
Sarva tathãgata-adhisthita dhãtu garbhe svãhã
Samaya-adhisthite svãhã
Sarva tathãgata hrdaya dhãtu mudre svãhã
Su-pratisthita stûpe tathãgata-adhisthite
Huru-huru hûm-hûm svaha
Om sarva tathãgata-usnisa dhãtu mudrãni
Sarva tathãgatam sadhãtu vibhûsita-adhi-sthite
Hûm-hûm svãhã
Ketika Sang Buddha selesai mengucapkan dharani ini, semua Buddha melantunkan pujian dari dalam gundukan itu, "Baik sekali ! baik sekali ! Sakyamuni, Engkau hadir di tengah kekeruhan dunia serta membabarkan Dharma mendalam ini demi kepentingan pada makhluk yang tidak memiliki sandaran hidup. Dharma penting ini akan bertahan demi melimpahkan kebajikan, kedamaian, serta kebahagiaan bagi semua makhluk dalam kurun waktu yang lama."
Pada saat itu, Sang Buddha memberitahu Vajrapani , " Dengarlah ! dengarlah ! dharma yang penting ini memiliki kekuatan spiritual dan kebajikan yang tak terukur. Ini bagaikan mutiara berharga penghias pada sebuah panji. Ia laksana penyebar batu-batu permata berharga demi memenuhi segenap dambaan makhluk hidup.
Jika ada pelaku kejahatan berat yang terjatuh ke dalam neraka, yang sangat menderita dan tidak mengetahui pada siapa ia seharusnya berlindung. Bila putra atau cucu ini menyebut nama orang yang meninggal itu dan melafalkan dharani ini sebanyak tujuh kali, cairan tembaga serta besi yang panas dan membara di neraka dengan sekejap akan berubah menjadi kolam yang menyejukan, yang airnya memiliki delapan sifat menyenangkan. Sebuah bunga teratai dengan tudung mulia diatasnya akan muncul. Pintu neraka akan pecah berantakan dan jalan menuju bodhi akan terbuka lebar. Bunga teratai itu akan terbang dan menghantarnya menuju ketanah Buddha Sukhavati. Seluruh kebijaksanaan akan muncul dengan sendirinya. Ia akan berbahagia karena memiliki kesempatan untuk mendengar dharma serta berjumpa dengan seorang Buddha.
Jika ada orang yang menderita berbagai penyakit dan diserang oleh rasa sakit yang dahsyat karena telah melakukan kesalahan berat, apabila ia melafalkan dharani ini sebanyak dua puluh satu (21) kali. Seluruh penyakit dan kekhawatirannya akan lenyap. Ia akan menikmati tak terhitung berkah kebajikan serta berusia panjang.
Jika seseorang terlahir di keluarga yang miskin karena kekikirannya di masa lampau, di mana pakaiannya tidak sanggup untuk menutupi seluruh tubuhnya. Selalu kekurangan makanan demi mempertahankan hidup, penampilannya menjadi lemah dan kurus. Orang lain tidak suka berjumpa dengannya. Apabila orang ini merasa malu dan pergi ke sebuah gunung guna memetik beberapa bunga liar, menggiling beberapa batang kayu guna dijadikan dupa. Setelah itu, ia pergi kedepan stupa ini untuk menghaturkan hormat serta persembahan, berjalan mengelilingi tujuh kali searah dengan jarum jam, meneteskan air mata dan menyesali kesalahannya. Kemiskinan orang itu akan sirna dengan segera dan kemakmuran akan diperoleh. Tujuh permata berharga akan tercurah dengan derasnya, tidak ada kekurangan lagi. Tetapi mulai saat itu, ia harus mulai menghaturkan persembahan pada Buddha dan dharma serta beramal pada orang miskin. Jika ia menjadi kikir, kemakmuran yang diperoleh akan lenyap dengan seketika.
Jika seseorang mendirikan sebuah stupa dengan tinggi empat jari demi menamkan benih kebajikan. Entah ia menggunakan tanah liat atau batu bata sesuai dengan kemampuanya, lalu menuliskan dharani ini dan meletakkannya kedalam stupa. Kemudian ia bernamaskara dihadapan stupa itu sambil membawa bunga-bunga harum, maka awan harum akan memancar keluar dari stupa itu dikarenakan kekuatan dharani serta keyakinannya. Cahaya harum dan berwujud awan akan membumbung menuju seluruh alam dharma (Dharmadathu). Keharuman dan kegemilangan ini akan memanifestasikan aneka kebajikan. Pahala dan kebajikannya sama dengan yang telah disebut di atas. Tidak ada harapan yang tidak terpenuhi.
Pada jaman kemerosotan, jika ada pria atau wanita berbudi dari kalangan empat kelompok umat Buddha, berusaha keras untuk membangun stupa-stupa semacam ini dan meletakkan dharani ajaib ini ke dalamnya, jasa dan pahala kebajikannya sungguh tak terukur.
Jika ada orang mengharapkan berkah dengan menjunjungi stupa ini, dimana ia mempersembahkan setangkai bunga atau dupa, bernamaskara dihadapan stupa tersebut, menghaturkan persembahan, serta mengelilinginya searah jarum jam, dikarenakan kebajikan semacam itu, orang tersebut dengan sendirinya akan memperoleh kebahagiaan, kedudukan tinggi, dan kemakmuran tanpa perlu bersusah payah. Umur panjang dan kekayaan akan dimilikinya tanpa perlu meminta. Musuh dari berbagai penjuru akan dikalahkan tanpa perlu bertarung, kebencian dan kutukan akan sirna tanpa usaha apapun, penyakit dan wabah penyakit akan menghindar dengan sendirinya, suami yang mulia atau istri yang baik akan diperoleh tanpa mencari, putra cerdas serta putri cantik akan diperoleh dan seluruh dambaan akan terpenuhi.
Jika terdapat burung, burung dara, anjing, srigala, nyamuk, dan semut, terkena bayangan stupa ini atau menginjak rerumputan disekitarnya, halangan karma mereka akan sirna serta terbebas dari kebodohan, mereka akan menerima kekayaan dharma
Jika ada orang melihat stupa ini, mendangar suara genta-gentanya, mendengar nama stupa ini, atau berada dibawa bayangannya, seluruh hambatan akibat karma buruknya akan dilenyapkan. Dambaan-dambaan hatinya akan terpenuhi. Ia akan menikmati hidup yang damai serta terlahir ditanah Buddha Sukavathi setelah kematiannya. Apabila ada orang yang menggunakan sedikit tanah untuk memperbaiki dinding stupa yang rusak atau menggunakan sebongkah batu kecil untuk menyangga stupa itu, berkah kebajkannya akan berlimpah dan usianya akan bertambah panjang. Ia akan terlahir sebagai raja pemutar roda dharma setelah kehidupan ini.
Setelah Aku parinirvana, jika ada seseorang diantara empat kelompok penganut ajaranKu mempersembahkan dupa dan bunga, dengan tulus berikar melafalkan dharani ini didepan stupa demi membebaskan para makhluk yang berada di alam penderitaan, maka setiap kalimat yang diucapkanya akan memancarkan cahaya gemilang hingga menyinari tiga alam sengsara. Seluruh penderitaan akan berakhir. Para makhluk akan terbebas dari penderitaan dan benih Buddha akan bertunas, mereka akan terlahir di tanah Buddha manapun sesuai kehendak mereka.
Jika ada orang yang berdiri dipuncak gunung dan melantunkan dharani ini dengan tulus, semua mahkluk yang berada dijangkaun pandangan orang itu, baik yang berambut, berbulu, hidup didalam tempurung, memiliki cangkang, yang hidup digunung, hutan, sungai atau lautan, akan terbebas dari belenggu dan kebodohan. Tiga hakekat asal Buddha akan memanifestasikan dirinya. Mereka akan bernaung dalam kedamaian nirvana. Jika ada orang yang berjalan dengan orang ini dijalan yang sama, menyentuh bajunya, menapaki jejak kaki orang ini, atau berbicara dengannya, kejahatan berat mereka akan dimusnahkan dan selain itu mereka akan mencapai kesuksesan.
Saat itu Buddha memberitahu Vajrapani, "Kini, Aku menyerahkan sutra dharani ini yang penuh misteri ini kepadamu. Engkau hendaknya menghormati dan melindunginya. Semoga sutra dharani ini dapat tersebar keseluruh penjuru dunia. Jangan biarkan para makhluk berhenti mempelajarinya."
Vajrapani berkata, "Aku sangat beruntung dapat berjumpa dengan yang dijunjung. Kami berikrar untuk melindungi dan menyebarkan sutra ini siang dan malam demi membalas budi kami kepada Sang Buddha. Jika ada orang yang menjalin, mempertahankan, dan merenungkan terus menerus sutra ini, kami akan meminta mahadewa Sakra, Empat Maharaja Langit, seluruh Naga, dan delapan kelompok makhluk surgawi untuk melindungi orang ini siang dan malam tanpa pernah meninggalkanya sekejappun."
Buddha berkata, " Baik sekali, Vajrapani, engkau melindungi dharma ini dan jangan hentikan curahan kebajikannya bagi semua makhluk di masa mendatang.
Pada saat itu, Yang Dijunjung Dunia telah selesai mengucapkan dharani Materai Kotak dan membabarkan dharma. Kemudian mereka pergi mengunjungi rumah sang bramana dan menerima persembahannya. Seluruh makhluk surgawi dan umat manusia memperoleh manfaat yang sangat besar. Mereka lalu pulang ke tempat kediamannya masing-masing.
Seluruh bhiksu, bhiksuni, umat awam pria dan wanita, naga surgawi, yaksha, ghandarva, asura, garuda, kinnara, dan maharoga, yakni semua makhluk, baik manusia ataupun bukan manusia bersuka cita karena pembabaran dharma ini. Mereka menyakini, menerima, mempertahankan, dan mempraktekkan apa yang baru saja dibabarkan oleh Sang Buddha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar