Mengenal Vajrasattva
MENGENAL VAJRASATTVA
Vajrasattva adalah satu dari yidam terpenting dalam Tantrayana. Beliau adalah patriak kedua dalam tradisi Tantrayana. Banyak kitab suci menceritakan legenda Stupa Besi yang dibuka Nagarjuna dengan memberikan delapan biji bunga putih ke gerbangnya. Beliau masuk dan di sana beliau bertemu dengan Vajrasattva, darimana beliau menerima pewarisan Dharma. Vajrasattva merupakan perwujudan dari kesucian Buddha dan melambangkan penyatuan dari kelima Panca Tathagata. Percaya pada-Nya dan melatih sadhana-Nya, kita semakin lama semakin membuka sifat ke-Buddha-an kita. Hal terpenting dalam Sadhana Tantra adalah visualisasi Sang Adinata. Sebelum kita melakukan ini, adalah sangat membantu bila kita mendapatkan gambaran mengenai Sang Adinata, demikian juga mengenai makna dari penampilan-Nya.
Visualisasi dimulai dengan sebuah teratai putih mekar di atas cakra sahasrara. Setiap aspek dari Dharma adakalanya merupakan perwujudan dari semuanya. Hal yang sama juga terjadi pada perwujudan Vajrasattva. Teratai putih melambangkan pembukaan sifat ke-Buddha-an kita, yang pada hakekatnya murni. Di atas teratai ini, sadhaka bervisualisasi cakra chandra yang bulat putih sempurna. Karenanya, sifat asli kita pada dasarnya murni dan terang, lengkap dan sempurna. Ini adalah suatu kualitas yang menakjubkan dalam melatih visualisasi, bagaikan seluruh Dharma, setiap aspeknya kaya akan makna.
Di dalam cakra chandra terdapat aksara Hum yang berubah menjadi Guru Mula, seorang yang merupakan perwujudan dari maitri dan prajna yang tidak habis-habisnya dari para Buddha dari ketiga masa. Beliau muncul sebagai Vajrasattva. Vajrasattva berwarna putih, seputih salju yang baru turun, memancarkan cahaya dari ribuan mentari. Ini melambangkan kesucian dan kecemerlangan pikiran Buddha. Beliau mempunyai satu wajah dan dua tangan. Di tangan kanannya, beliau memegang vajra dorje lima sisi di depan dada. Ini adalah vajra kesadaran dan kekosongan, yang bermakna tunggal dan sama. Tangan kiri memegang vajra ganta di atas pada kiri. Ini adalah vajra ganta perwujudan dan kekosongan, yang bermakna tunggal dan sama. Sejumlah Adinata digambarkan memegang hanya salah satu dari keduanya, vajra dorje atau vajra ganta. Tapi Vajrasattva memegang keduanya. Bersama - sama, mereka melambangkan kecerdasan dan prajna. Vajra Dorje melambangkan prajna dan vajra ganta melambangkan kecerdasan.
Vajrasattva mempunyai 13 perhiasan sambhogakaya Buddha. Mereka adalah lima kain sutra dan delapan permata. Kelima dari kain sutra adalah :
1. Penutup kepala
2. Jubah
3. Selendang panjang
4. Sabuk
5. Celana
Kita bervisualisasi perlengkapan ini terbuat dari sutra karena sejak jaman dulu, sutra telah dianggap sebagai bahan yang terbagus dan terindah. Para raja dan ratu mengenakan jubah dan gaun dari sutra. Meski Vajrasattva adalah Buddha yang mana bagi beliau sutra dan pakaian kasar adalah sama, beliau adalah seorang Buddha, makhluk teragung. Bila kita mampu, kita dapat memberi jubah dari bahan terbaik pada para Buddha, yaitu sutra. Bila tidak mampu, kita dapat mempersembahkan bahan dari kain yang bersih dan baik. Kita tidak seharusnya memberi para Buddha bahan kotor dan jelek.
Karenanya kita bervisualisasi Vajrasattva mengenakan pakaian untuk menunjukkan penghormatan kita dan sebagai ungkapan atas kemuliaannya, kedelapan permata adalah :
1. Mahkota
2. Giwang
3. Kalung pendek
4. Sepasang gelang dekat siku
5. Dua kalung panjang (yang satu mencapai dada dan yang satunya mencapai pusar)
6. Sepasang gelang dipergelangan tangan
7. Sebuah cincin di setiap tangan
8. Sepasang gelang kaki
Semuanya terbuat dari emas. Kenapa emas? Karena emas adalah benda berwarna kuning yang melambangkan mentari. Dapat dikatakan bahwa emas adalah benda kramat dari Maha Vairocana, yang namaNya berarti Maha Mentari. Emas adalah logam termulia, bukan saja karena kecemerlangannya, tapi juga tidak pernah rusak. Hal ini melambangkan sifat ke-Buddha-an kita tidak akan pernah rusak, karena di luar jangkauan perubahan dan berada di tengah-tengah semua al, sama seperti mentari yang berada di tengah-tengah tata surya. Dapat dikatakan bahwa dengan mengenakan perhiasan terbuat dari emas, Vajrasattva mengenakannya sebagai penghormatan kepada Maha Vairocana, yang mana Vajrasattva memperoleh Dharma. Kita bervisualisasi Vajrasattva mengenakan emas sebagai penghormatan atas kemulian dan silsilahnya.
Hanya dengan upaya sederhana seperti visualisasi, kita telah melakukan perbuatan baik. Kita tidak menciptakan sesuatu yang tidak ada sebelumnya. Sebaliknya, kita menampakkan Sang Adinata kepada diri kita sendiri dari kita sendiri. Kita harus memberikan persembahan kepada mereka yang terbaik dalam visualisasi. Dengan bervisualisasi Vajrasattva dengan cara ini, kita tidak hanya mempersembahkan sutra dan emas kepada Buddha, tapi kita juga menampakkan kekayaan dan sifat sejati diri kita yang tak habis-habisnya, kesempurnaan yang melekat.
Harus diingat bahwa tubuh Vajrasattva adalah kosong, transparan, tidak terdiri dari benda padat, bagaikan bayangan bulan di air. Transparan, tidak terdiri dari daging dan darah, tapi semurni pikiran. Bagaikan pelangi yang muncul di angkasa, atau kota ajaib di tengah awan-awan. Tapi diberkati dengan prajna sejati. Vajrasattva identik dengan guru akar maitri kita, dan pikiran-Nya memancarkan maha karuna kepada semua makhluk hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar