Sabtu, 05 Oktober 2013

Sejarah Terbentuknya Kitab Kaisar Liang

 

Sejarah Terbentuknya Kitab Kaisar Liang

 

Kaisar Liang Wu Ti adalah kaisar Dinasti Liang yang memerintah antara tahun 502 – 547. Pada usia 30 tahun Sang permaisuri wafat. Meskipun telah meninggal beberapa bulan, sang Kaisar masih bermuram durja saja baik siang maupun malam. Pada suatu hari, saat sedang di kamar tidur, ia mendengar ada suara berisik di luar. Begitu melihat ada seekor ular besar sedang bertengger di ruang utama. Sambil menyeringai, ular ini mengerdip – ngerdipkan mata kepada sang Kaisar. Kaisar menjadi ketakutan dan mau menyelamatkan diri tapi tidak ada jalan keluar. Akhirnya memberanikan diri berseru kepada ular, “Istana Kaisar dijaga ketat bukan tempat tinggal bagi ular seperti anda. Anda pasti siluman, apakah ingin mencelakai saya?” Si ular menjawab dengan suara manusia, “ Saya adalah permaisuri anda, karena semasa hidup suka iri hati, bersifat kejam, bila marah, baik benda mati maupun hidup tidak luput dari kemarahan saya. Setelah meninggal, karena dosa – dosa ini terlahir sebagai ular. Tiada makan dan minum, tiada lubang tempat berteduh, hidup serba kekurangan, tidak berdaya. Ditambah lagi setiap sisik saya tumbuh banyak ulat sehingga daging, otot digigit bagai diiris sebuah pisau. Karena terlahir sebagai ular besar dan memiliki kemampuan khusus sehingga dapat menerobos penjagaan ketat istana. Karena mengetahui bahwa Kaisar sangat menyayangiku, maka dari itu saya menampakkan diri yang buruk rupa ini dihadapan Kaisar dan memohon agar Kaisar dapat menyelamatkan saya. “ Setelah itu ular besar itupun menghilang.

Keesokkan harinya, Kaisar mengumpulkan sejumlah Bhikkhu di istana dan menceritakan kejadian tersebut dan kemudian menanyakan jalan keluar untuk membebaskan permaisuri dari penderitaan tersebut. Seorang Bhikkhu bernama Pao Ce mengatakan bahwa pengakuan dosa dengan bersujud kepada para Buddha dan Bodhisattva dapat menyelamatkan sang Permaisuri. Lalu Kaisar memerintahkan Bhikkhu Pao Ce dan Bhikkhu lainnya membuat kitab pengakuan dosa berdasarkan kitab suci agama Buddha. Setelah itu, Kaisar menyelenggarakan upacara pengakuan dosa tersebut dan melimpahkan jasa dan pahalanya kepada sang Permaisuri. Setelah upacara dilangsungkan, suatu hari istana diliputi wangi yang harun sekali. Secara kebetulan pada saat Kaisat melihat ke langit, tampak seorang dewa yang amat anggun. Sang Dewa berkata, “Saya adalah jelmaan ular besar, berkat jasa Kaisar mengadakan upacara tersebut dan melimpahkan pahalanya kepada saya, maka searang saya telah terlahir di alam Trayastringsa. Kini menampakkan diri kepada Kaisar untuk mengucapkan terima kasih kepada Kaisar dan menunjukkan bahwa upacara pengakuan dosa tersebut benar – benar terbukti. Terima kasih banyak.“ Setelah berkata demikian sang Dewa tersebut menghilang.

Seperti yang termaktub pada awal kitab ini, pembacaan Kitab Pengakuan Dosa Kaisar Liang mempunyai 12 harapan, antara lain :

  1. Semoga makhluk hidup di enam alam memiliki pikiran luhur yang tiada batasnya.
  2. Semoga kebajikan luhur yang tiada batasnya ini dapat membalas jasa semua welas asih yang telah diterima.
  3. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup mematuhi sila (moralitas) dan tidak berpikir untuk melanggarnya.
  4. Semoga dengan kekuatan kebajikan in imembuat semua makhluk hidup peduli akan semua yang patut dihormati.
  5. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup di mana saja mereka berada tidak timbul pikiran dendam dan marah.
  6. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup tidak iri terhadap apa saja.
  7. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup tidak pelit terhadap apa saja.
  8. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup tidak egois terhadap rezeki yang telah diperoleh, dan berdana kepada yang sesama membutuhkan.
  9. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup menjalankan empat perbuatan Bodhisattva bukan hanya untuk diri sendiri saja.
  10. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup bila melihat orang sakit, sedih, tiada sanak keluarga sehingga timbul pikiran untuk menolong mereka agar mereka memperoleh kebahagiaan.
  11. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup harus ditunjukkan (kebajikan), menjadi tertunduk, bila ada makhluk hidup yang harus diterima menjadi diterima.
  12. Semoga dengan kekuatan kebajikan ini membuat semua makhluk hidup, di mana saja mereka berada selalu ingat untuk mengembangkan Bodhicitta tiada putus - putusnya.

Kitab Pengakuan Dosa ini dibagi menjadi empat puluh bagian. Secara garis besar bagian – bagian itu adalah :

  1. Berlindung kepada Triratna
  2. Menumbuhkan keyakinan
  3. Mengaku dosa
  4. Mengembangkan Bodhicitta
  5. Bernazar (Pranidhana)
  6. Doa (harapan)
  7. Membabarkan Buddha Dharma (terutama hokum karma) kepada makhluk hidup di alam manusia, neraka, arwah penagih hutang dan menyatakan untuk bertobat.
  8. Bersyukur
  9. Bermawas diri
  10. Memberikan wejangan dan berterima kasih kepada pengikut upacara
  11. Doa (harapan)
  12. Memberi hormat (bernamaskara) kepada para Buddha untuk para dewa, resi, arwah penagih hutang karma, Brahma, asura, nagaraja, raja iblis (Mara), raja (Pemimpin negara) dan rakyatnya, paneran, orang tua, orang tua kelahiran lampau, guru, Bhikkhu dan Bhikkhuni, Bhikkhu dan bhikkhuni di masa lampau, penghuni neraka, setan kelaparan, binatang dan penghuni keenam alam.
  13. Memberikan peringatan akan ketidakkekalan segala sesuatu di dunia ini.
  14. Bernamaskara kepada para Buddha dan Bodhisattva untuk para pekerja kasar dan terpidana.
  15. Mengembangkan jasa (berparinama)
  16. Bernazar (Pranidhana)
  17. Memberi wejangan.

Tidak ada komentar: