Senin, 19 Agustus 2013

Kunci Dari Catur Apramana

 

Kunci Dari Catur Apramana

Makna Catur Apramana (pikiran atau batin yang tiada batas) adalah menjadikan semua makhluk hidup senantiasa memiliki kebahagiaan dan benih – benih kebahagiaan, demikian maitri yang tak terhingga. Menjadikan semua makhluk hidup senantiasa terbebas dari penderitaan dan benih – benih penderitaan, demikianlah karuna yang tak terhingga.

Menjadikan semua makhluk hidup senantiasa bersuka cita dan memiliki benih – benih suka cita, demikian maitri yang tak terhingga. Menjadikan semua makhluk hidup senantiasa berada dalam keseimbangaan batin, menjauhi rasa suka atau benci, rasa menderita atau kebahagiaan, kebaikan atau keburukan serta sikap yang membeda – bedakan, demikianlah upeksa yang tak terhingga.

Catur Apramana adalah pikiran (batin) yang berada dalam keadaan maitri, karuna, mudita, dan upeksa. Penjelasan sederhana dari Catur Apramana adalah sebagai berikut memberi kebahagiaan kepada semua makhluk hidup, disebut maitri yang tak terhingga. Melenyapkan penderitaan kepada semua makhluk hidup, disebut karuna yang tak terhingga. Jika melihat orang lain merasa senang karena terbebas dari penderitaan atau melihat orang lain berbuat baik, ikut merasa berbahagia, disebut mudita yang tak terhingga. Tidak melekat pada ketiga keadaan batin di atas, atau bersikap sama terhadap kawan atau lawan, tidak merasa suka atau benci, disebut upeksa yang tak terhingga.

Catur Apramana ini jika diiringi dengan latihan meditasi, dapat mencapai alam Brahma dari Rapadhatu, sehingga disebut juga sebagai Catur Brahmawihara, karena pramana dapat mengundang rejeki yang tiada batasnya. Saya pernah menulis sebuah bab yang berjudul Visualisasi Apramana dalam buku “Guhyagarbha Wismayatiwismaya”. Ini merupakan latihan Mahabodhi yang Paripurna yang wajib dilakukan oleh setiap tantrika yang bertekad ingin menolong semua makhluk hidup.

Apramana adalah keadaan batin (hati) yang luas dan tidak membedakan. Saya mengharapkan kita semua berlatih Catur Apramana, agar dapat mentransformasikan diri sendiri menjadi identik dengan badan debu; setiap orang tua, setiap kawan atau lawan, setiap makhluk hidup berubah menjadi diri sendiri.

Sebenarnya ini merupakan diri sendiri, juga merupakan setiap orang tua, setiap kawan dan lawan, setiap makhluk hidup. Ketika diri sendiri berubah menjadi setiap makhluk hidup, tercapailah Nairatmya (anatman, anatta, atau tanpa-aku).

Nairatmya ini, sungguh – sungguh merupakan kunci dari Catur Apramana. Harus dipahami bahwa jika seseorang dapat melupakan diri sendiri, berarti tidak egois, sesuai dengan salah satu ungkapan dari Tridharmapada yakni Sarwadharma Nairatmya. Orang yang batinnya dapat mencapai maitri-karuna-mudita-upeksa, pastilah orang yang tidak egois. Karena tidak egois, ia melupakan dirinya, dengan sendirinya tercapailah batin yang tiada batas.

Jika ingin mencapai batin nairatmya dari Apramana, tahapannya adalah sebagai berikut :
Pertama, mengerti segala sesuatu di dunia ini tidak kekal adanya.
Kedua, merenungi segala sesuatu (sarwadhama) tanpa-aku (nairatmya) adanya.
Ketiga, renungkanlah, ayah, ibu, saudara, anak, sahabat, serta sanak saudara lainnya yang telah kita jalin hubungan karma dalam kelahiran lampau yang tak terhitung banyaknya, semuanya masih terpontang – panting dalam lingkaran tumimbal lahir, tidak tahu melepas diri dari lautan penderitaan itu; semuanya masih menunggu pertolongan saya. Sungguh berat kemelekatan makhluk hidup terhadap Sang Aku.
Keempat, saya dan makhluk hidup lainnya, karena dilingkupi ketidak tahuan (awidya), karena kekotoran batin, masih berputar dalam lingkaran samsara. Sekarang, setelah menyadari penyebabnya, seharusnya berlatih secara bertahap, sampai akhirnya mencapai abhisambodhi dalam hidup ini juga.

Kemudian bayangkan diri sendiri manunggal dengan orang tua, sanak saudara dan semua makhluk hidup, mohon diberkati Buddha agar terbebas dari kesulitan.

Apa yang dimaksud dengan Nairatmya ?
Kita coba renungkan, apakah badan jasmani saya merupakan Aku yang sebenarnya? Tentu saja bukan. Apakah badan jasmani saya merupakan Aku? Tentu saja bukan. Semua ini semua adanya. Badan jasmani manusia terbentuk oleh terpenuhinya kondisi – kondisi tertentu. Perubahan batin pun, bergantung pada panca skanda. Tanpa kesadaran (widnyana), semuanya tidak akan ada.

Aku bukan lah sebuah inti yang berdiri sendiri.
Aku merupakan sesuatu yang semu, yang hakikatnya kosong. Adanya Sang Aku merupakan sumber segala penderitaan. Setelah memahami makna Nairatmya, akan mudah mencapai Catur Apramana. Dahulu, orang sering bertanya kepada saya, bagaimana caranya mengubah nasib?
Saya menjawab, “Jika berdada (berhati) lapang dan tidak membeda – bedakan, nasib dapat diubah.”
“bagaimana berhati lapang dan tidak membeda – bedakan?”
“Nairatmya”, jawab saya.
Terus terang, jika seseorang dapat melatih diri sampai mencapai tingkat Nairatmya, hati orang ini sudah tidak ada batasnya, sudah melingkupi seluruh alam dewa. Semua dewa dengan sendirinya akan melindunginya. Rezeki yang berlimpah – limpah akan mendatanginya. Semua petaka akan menjauhinya. Karena orang yang melatih diri dalam Catur Apramana tidak akan terjungkir balik dalam khayalan (wikalpa), tidak egois, sehingga semua petaka tidak akan terjadi pada dirinya. Bahkan ia dapat mengerti hakikat semua Dharma, mencapai tingkatan tiada rintangan.

Jika berhasil mencapai Nairatmya, badan ini telah menjelma ke dalam kekosongan, sehingga dapat diubah mejadi sekecil debu, dapat memasuki semua tempat yang halus sekalipun. Jika berhasil mencapai Nairatmya, badan ini dapat menjelma menjadi besar sekali, bahkan dapat meliputi seluruh alam semesta.

Cerita mengenai keadaan Nairatmya sungguh takkan ada habis – habisnya. Sebenarnya swabhawa adanya, senyap (nirwana), cerah seperti angkasa raya. Catur Apramana, menjauhi segala pikiran yang membeda – bedakan, tak terungkapkan, tak terbayangkan, namun dapat dibuktikan sendiri oleh para suciwan.
Dengan Nairatmya dapat menjelma menjadi sekecil – kecilnya.
Dengan Nairatmya dapat menjelma menjadi sebesar – besarnya.
Orang yang telah mencapai Nairatmya, semua dosanya menjadi lenyap. Karena sudah tidak ada sang aku lagi, mana ada lagi apa yang disebut sebagai dosa?
Kunci dari Catur Apramana adalah Nairatmya.

 

Sumber

Tidak ada komentar: