Minggu, 18 Agustus 2013

Kunci Dari Penjapaan Mantra

 

Kunci Dari Penjapaan Mantra

 

Mantra atau Dharani, merupakan ungkapan rahasia di dalam Tantrayana, merupakan ucapan rahasia yang berasal dari meditasi para Buddha dan Bodhisatva. Ucapan ini di anggap sebagai intisari. Tantrayana bersandar pada pelatihan tiga rahasia (triguhya) :

  • Rahasia badan : Mudra
  • Rahasia ucapan : Mantra
  • Rahasia pikiran : Visualisasi

Mantra adalah salah satu unsur dari tiga rahasia utama, di dalamnya mengandung Dharma yang rahasia, merupakan saripati dan sakti sekali. Mantra dapat membuat orang lebih cepat memperoleh pencapaian, umumnya samar-samar dan amat dalam sehingga kalo belum mencapai kebodhisatvaan tingkat Sambodhi tidak akan menangkap rahasia yang terkandung di dalamnya.

Pada umumnya, mantra tidak diterjemahkan (tetap dalam bahasa Sansekerta), karena kata-kata yang telah diterjemahkan ke bahasa lain akan kehilangan frekuensi yang asli dari mantra itu sendiri. Ada orang berkata, “Yang Maha Esa merupakan frekuensi gelombang suara.” Jika frekuensi keduanya sama, bearti akan terjadi resonansi, sehingga bisa terjadi kontak (yoga). Penjelasan demikian membuat mata batin terbuka dan membuat orang mudah menangkap kunci utamanya. Ini merupakan suatu asas yang amat menakjubkan. Dalam penjapaan (pembacaan) mantra di upacara atau ritual persembahan juga ada rahasianya yaitu:

  • Untuk upacara santika (menyingkirkan karma buruk): menjapa mantra dengan kecepatan sedang, tidak lambat pun tidak cepat, harus selaras dengan batin yang penuh cinta kasih, mantap dan penuh kedamaian.
  • Untuk upacara paustika (menambah keberuntungan): menjapa mantra seperti menghitung japamala, harus selaras dengan batin yang gembira, sinambung dan lincah.
  • Untuk upacara wasikarana (menambah keharmonisan): menjapa mantra dengan bergegas, harus selaras dengan batin yang penuh harapan, bergegas, dan lancar.
  • Untuk upacara abhicaruka (menaklukkan mara): menjapa mantra dengan nada marah, harus selaras dengan batin yang marah, geram dan tegas.

Selain itu, cara penjapaan dibagi lagi menjadi: swarajapa (mengeluarkan suara), Vajrajapa (lidah bergerak dan mulut di katupkan), samadhijapa (dibaca dalam hati), satyajapa (melakoni sesuai dengan yang tersirat). Dalam hal penjapaan mantra, penghayatan Maca Acarya Lian Sheng adalah sebagai berikut :

  • Selaraskan dulu Bodhicitta dengan mantra (cahaya penampakan dharmata).
  • Kemudian Bodhicitta diperkukuh (cahaya peningkatan penghayatan).
  • Lalu di lanjutkan dengan pencapaian Swabhawa Vajra (cahaya hakiki dharmata).
  • Terakhir adalah penyempurnaan Tubuh Buddha.

Dalam proses pelatihan ini, akan muncul gangguan Mara, yakni ilusi, jilatan api, mimpi bayangan, fatamorgana, bunyi bunyian, bulan dalam air buih, bunga di angkasa dan roda api dan sebagainya.

Maha Acarya Lian Sheng beranggapan bahwa kunci dari Penjapaan Mantra adalah Prana-Nadi Benderang. Asas utama dari ucapan rahasia adalah perpaduan antara Prana, Nadi dan Bindu. Dengan frekuensi ucapan rahasia, menggetarkan prana sendiri, membuatnya selaras dengan prana sendiri, membuatnya selaras dengan prana semesta alam, kemudian melalui kedua nadi kiri dan kanan(lalana dan rasana) menuntunnya menuju nadi tengah (awadhuti). Dengan Prana merenggangkan simpul nadi satu per satu, sehingga menghasilkan cahaya perenggangan. Mula-mula mantra menggetarkan dulu Prana.

Kemudian prana dituntun menembusi Nadi. Mantra membuat Nadi membentuk Bindu. Dengan demikian setiap smpul nadi direnggangkan. Angin dan api dari kelopak nadi dengan sendirnya menjadi terang benderang yang suci murni, sepenuhnya bercahaya secara alamiah, tubuh sadhaka penuh diliputi kebijaksanaan suci tubuh, cahaya, ksetra, semuanya berbaur. Tempat apa saja yang disinari cahaya ini, akan segera berubah menjadi ksetra.

Cahaya ini pun dapat menjangkau dunia para Buddha, setiap pori-pori memancarkan cahaya yang terang benderang, dapat memasuki Samadhi dharmata yang tidak memilah serta memilih.

Kunci dari Penjapaan Mantra, berada di dalam utpatti-krama. Mantra merupakan sejenis kekuatan suara rahasia. Dengan menyelaraskan suara mantra dan suara air danau, Maha Acarya Lian Sheng dapat larut dalam danau. Dengan menyelaraskan suara mantra dan suara perputaran bumi, Maha Acarya Lian Sheng larut dalam alam semesta. Dengan menyelaraskan suara mantra dan suara petir, Maha Acarya Lian Sheng dapat melesat di angkasa seperti sambaran kilat. Dengan menyelaraskan suara mantra dan sirkulasi aliran darah, Maha Acarya Lien Sheng dapat mencapai abhisambodhi dengan tubuh ini juga, saat ini juga.

Kunci utama dari penjapaan mantra sebetulnya adalah Prana-Nadi Benderang, sepenuhnya bergantung pada penggoncangan frekuensi gelombang suara, bergantung pada pembangkitan hawa panas, dengan demikian semua nadi pun akan ditembusi, menjadi terang benderang. Pada saat itu pasti akan ada “Mukjizat”. Mantra pada dasarnya terbagi menjadi lima jenis yaitu:

  • Mantra Tathagata
  • Mantra para Bodhisatva dan Vajrakrodha
  • Mantra Dwiyana
  • Mantra Dewa
  • Mantra Mahkluk Suci Penghuni Bumi

Mantra apa yang sebaiknya dijapa baru dapat segera mencapai yoga? Ini bergantung pada tekad dan Yidam sadhaka (pilih yang paling disenangi atau merasa berjodoh dgn yidam tersebut). Semua ini harus di ajari Vajra Acarya sejati sehingga memperoleh ke -absahan silsilah. Kunci dari penjapaan mantra adalah Prana-Nadi Benderang

 

Sumber

Tidak ada komentar: