Peringatan Dari Dakini Putih
Oleh: Grandmaster Sheng-yen Lu
Saya bertanya, "Apakah Zhenfo Zong kita berjalan di atas lintasan yang normal?"
Dakini Putih menjawab, "Zhenfo Zong memang ada orang yang berjalan di atas lintasan yang normal, namun, sebagian besar sangat bobrok."
Saya terperanjat.
Dakini Putih berkata, "Ada orang yang hanya bersadhana dengan mulut saja, Sadhana Tantra Zhenfo adalah kedok, mengaku sadhaka, mengaku Dharmaduta, namun, terlalu banyak sadhaka palsu dan sembarangan yang sangat mendambakan materi."
Saya bertanya, "Apa kekurangan kami?"
"Sedulang pasir yang berderai."
"Bagaimana masa depan kami?" tanya saya.
"Tidak memiliki sedikit pun kemampuan melatih diri, siswa yang memiliki pencapaian tidak banyak, sama sekali tidak ada peraturan, pengejaran duniawi terlalu membara-bara, hanya sebagian kecil orang yang dapat terbebaskan dari tumimbal lahir."
Saya bertanya, "Bagaimana dengan acarya?"
Dakini Putih menjawab, "Yang memandang dirinya paling tinggi, yang menganggap dirinya pemimpin tertinggi, yang nomor satu dalam meragang, yang melekat dan berpandangan salah, yang belum memiliki niat meninggalkan duniawi, yang mendambakan harta kekayaan, yang tutur kata dan perbuatannya mengkhianati silsilah, yang sama sekali tidak melatih diri sungguh-sungguh, yang berdusta tentang kesaktian, yang membodohi dan menyesatkan umat, yang menghipnotis dan cuci otak, yang memperkuat diri sendiri karena ingin merdeka dan memisahkan diri......."
Wajah saya memucat setelah mendengarnya.
Saya bertanya, "Bagaimana ini?"
Dakini Putih menjawab, "Turun ke 3 alam samsara."
Saya bertanya, "Bagaimana menyelamatkan mereka?"
Dakini Putih menjawab, "Menaati Sila adalah landasan Buddhadharma. Jika tidak menaati Ikrar dan Sila, Zhenfo Zong adalah sedulang pasir yang berderai."
"Apa kekurangan terbesar acarya?"
Dakini Putih menjawab, "Makin berjalan makin jauh meninggalkan Mulacarya, malah mengira dirinya benar. Yang namanya hati yang tulus dan hormat, hanya dari luar saja. Tidak mendapatkan kekuatan pemberkatan silsilah, tidak hanya demikian, malah tidak dapat memberikan manfaat untuk orang lain, hanya memberikan manfaat untuk diri sendiri. Acarya yang serakah, makin lama makin banyak, ini sangat mengerikan."
Saya bertanya, "Ikar dan Sila apa? Cocok untuk siapa?"
Dakini Putih menjawab:
- Lima Sila cocok untuk orang yang baru menerima abhiseka sarana.
- Delapan Sila cocok untuk upasaka/sika yang melatih diri di rumah.
- Sila Samanera cocok untuk orang yang ingin bebas dari tumimbal lahir.
- Sila Bodhisattva cocok untuk orang yang menekuni maitri-karuna-mudita-upeksa.
- Sila Bhiksu cocok untuk kaum pria yang meninggalkan keduniawian.
- Sila Bhiksuni cocok untuk kaum wanita yang meninggalkan keduniawian.
- Sila Pranidhana Bodhicitta cocok untuk orang yang menganggap diri sendiri setara dengan makhluk lain.
- Sila Carya Bodhicitta cocok untuk orang yang lebih mengutamakan orang lain daripada diri sendiri.
- Limapuluh Abdi Guru cocok untuk Tantrika.
- Empatbelas Sila Utama cocok untuk yogi.
- Sila Paripurna cocok untuk sadhaka agung.
Saya bertanya, "Apakah semua ini penting?"
Dakini Putih menjawab, "Semua ini tentu saja penting, jika Bhiksu/ni atau upasaka/sika, sama sekali tidak ada Sila, seluruh Zhenfo Zong tidak akan disiplin. Yang menekuni Mahayana, tidak ada Bodhicitta; yogi tidak menaati Samaya; acarya tidak melatih diri sungguh-sungguh; yang diperjuangkan sadhaka bukan keberhasilan, melainkan keuntungan materi; mendambakan popularitas, keuntungan, dan seks. Bila demikian terus berlanjut, sulit sekali mencapai keberhasilan dalam melatih diri, sebaliknya gampang sekali terjerumus ke neraka Avici."
Saya terdiam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar